Analisis Vegetasi (Laporan Praktikum Ekologi Hutan)

Analisis Vegetasi (Laporan Praktikum Ekologi Hutan)

Postingan ini diperbarui 25 September 2021

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan menurut Undang-Undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Di dalam hutan terdapat kumunitas tumbuhan (vegetasi), yang berperan penting terhadap ekosistem suatu hutan.

Setiap jenis tumbuhan membutuhkan kondisi lingkungan yang spesifik  untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Perubahan dan variasi kondisi lingkungan tertentu akan memberikan dampak bagi kompisisi dan struktur  vegetasi.

Dalam mata kuliah ekologi hutan ada yang mempelajari mengenai analisi komunitas tumbuhan (vegetasi) yang merupakan suatu studi untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi serta keragaman kondisi hutan. Untuk melakukan analisis vegetasi, pada dasarnya ada dua macam metode yang dapat dipergunakan, yakni metode dengan petak dan metode tanpa petak.


1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum Ekologi Hutan ini dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui dan memahami teknik sampling vegetasi serta menganalisis analisis vegetasi terhadap petak contoh tersebut.
  2. Untuk mengetahui vegetasi yang dominan terhadap lokasi praktikum tersebut.

Baca juga: Teknik Analisis Vegetasi


II. TELAAH PUSTAKA

2.1 Komposisi dan Struktur Vegetasi

Komposisi jenis vegetasi merupakan susunan dan jumlah individu yang terdapat dalam suatu komunitas tumbuhan.  Komposisi dan struktur  vegetasi salah satunya dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh (habitat) yang berupa situasi iklim dan keadaan tanah. Komposisi vegetasi memiliki daftar floristik yang sangat berguna karena dapat dipakai sebagai salah satu parameter vegatasi untuk mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan dan komunitas.

Komposisi jenis juga dapat diartikan sebagai jenis-jenis yang ditanam di hutan tanaman merupakan jenis-jenis terpilih, sesuai keinginan pengelolanya. Akibatnya pemilihan jenis ini maka akan terjadi kekhasan jenis yaitu cenderung pada jenis-jenis yang bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi (Basahona Ato, 2016).

Struktur vegetasi dapat dibagi menjadin lima berdasarkan tingkatannya, yaitu fisiogonomi vegetasi, struktur biomassa, sruktur bentuk hidup, struktur floristik, struktur tegakan.

Dan juga struktur vegetasi terdiri dari tiga komponen, yaitu sebagai berikut:

  1. Struktur vegetasi berupa vegetasi secara vertikal yang merupakan diagram profil yang melukiskan lapisan pohon, tiang, sapihan, semai, dan herba penyusun vegetasi.
  2. Sebaran, horizontal jenis-jenis penyusun yang mengambarkan letak dari suatu individu lain.
  3. Kelimpahan setiap jenis dalam suatu komunitas.


Komposisi dan struktur suatu vegetasi merupakan fungsi dari beberapa faktor seperti, flora setempat, habitat (iklim, tanah dan lain-lain), waktu dan kesempatan.

Untuk mencari nilai komposisi dan struktur vegetasi menggunakan rumus seperti dibawah ini.

rumus analisis vegetasi

Indeks Nilai Penting (INP)

Rumus Indeks Nilai Penting


2.2 Teknik Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi digunakan sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen lainnya dari suatu ekosistem. Analisis vegetasi tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari komposisi jenis dan struktur jenis. Unsur sruktur vegetasi adalah pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. 

Untuk keperluan analisi vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusunan komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan struktur dan komposisi vegetasi dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu:

  1. Pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda.
  2. Menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal.
  3. Melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan.


Teknik analisi vegetasi yang dipakai pada praktikum ini adalah metode petak jalur, seperti pada gambar dibawah ini.


III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun tempat praktikum yang dilaksanakan yang beralokasi di samping Fakultas Pertanian UPR pada tanggal 7 Desember 2018 jam 13.00 - selesai.


3.2 Objek dan Peralatan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tali plastik sebanyak satu rol, meteran/Rol meter, paku pentol, Pita ukur, tally sheet dan alat tulis menulis, GPS, spidol, plastik transparan, parang, patok kayu (minimal 18 stik), kompas, dan kamera


3.3 Prosedur Pelaksanaan

Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum ini mengunakan metode petak jalur adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan lokasi praktikum.
  2. Menempatkan starting point dan azimut dengan bantuan GPS dan kompas sebagai titik awal bergerak untuk penentuan jalur pengamatan.
  3. Membuat jalur pengamatan sesuai dengan titik awal yang didapatkan melalui kompas dan GPS, yang panjang jalurnya mencapai 50 m.
  4. Membuat petak dan sub petak contoh dalam jalur pengamatan, Pembuatan petak contoh dengan ukuran 10 x 10 m untuk tingkat pohon, ukuran 5 x 10 m untuk tingkat tiang, ukuran 5 x 5 m untuk tingkat pancang, ukuran 2 x 2 m untuk tingkat semai, dan ukuran 1 x1 m untuk tumbuhan bawah.
  5. Mencatat dan mengumpulkan data vegetasi pada setiap petak dan sub petak contoh terhadap tingkat tumbuhan


IV. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Jenis dan Dominansi

Adapun hasil dari perhitungan komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat pohon yang dicantumkan pada tabel dibawah.

komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat pohon

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa nilai INP Akasia daun lebar lebih besar dengan nilai 207.24 dibandingkan dengan nilai INP Akasia daun kecil dengan nilai 92.76. Hal ini terjadi akibat nilai kerapatan, frekuensi, dan dominansi yang tinggi terhadap pohon Akasia daun lebar. Dari tabel juga menjelaskan bahwa indeks dominansi pada tingkat pohon memiliki nilai 0.57 artinya indeks dominansi tingkat pohon itu termasuk sedang dalam mempengaruhi komunitas vegetasi yang ada dipetak contoh tersebut.

Adapun hasil dari perhitungan komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat tiang yang dicantumkan pada tabel dibawah.

komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat tiang

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa nilai INP Akasia daun lebar lebih besar dengan nilai 154.2 dibandingkan dengan nilai INP Angsana dan Mahoni daun lebar dengan nilai 95.72. Hal ini terjadi akibat nilai kerapatan, frekuensi, dan dominansi yang tinggi terhadap Akasia daun lebar. Dari tabel juga menjelaskan bahwa indeks dominansi pada tingkat tiang memiliki nilai 0.394 artinya indeks dominansi tingkat tiang itu termasuk rendah dalam mempengaruhi komunitas vegetasi yang ada dipetak contoh.

Adapun hasil dari perhitungan komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat pancang yang dicantumkan pada tabel dibawah.

komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat pancang

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa nilai INP Balangeran sama dengan INP jambu-jambuan dengan nilai 66.67 dan lebih besar dibandingkan dengan INP Pempiring, jelutung dan Pulai dengan nilai masing-masing 16.67, 33.33, dan 16.67. Hal ini terjadi akibat nilai kerapatan dan frekuensi yang tinggi terhadap Balangeran dan Jambu-jambuan. Dari tabel juga menjelaskan bahwa indeks dominansi pada tingkat pancang memiliki nilai 0.264 artinya indeks dominansi tingkat pancang itu termasuk rendah dalam mempengaruhi komunitas vegetasi yang ada dipetak contoh.

Adapun hasil dari perhitungan komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat semai yang dicantumkan pada tabel dibawah.

komposisi jenis dan dominansi terhadap tingkat semai

Dari tabel diatas menjelaskan bawah cuman ada satu spesies tingkat semai yaitu Pulai sehingga menyebabkan nilai INP 100 dan indeks Dominansi 1 artinya pulai merupakan salah satu tumbuhan tingkat semai yang terdapat pada petak contoh tersebut. Dari tabel juga menjelaskan bahwa indeks dominansi pada tingkat semai memiliki nilai 1 artinya indeks dominansi tingkat semai itu termasuk tinggi dalam mempengaruhi komunitas vegetasi yang ada dipetak contoh tersebut.

Adapun hasil dari perhitungan komposisi jenis dan dominansi terhadap tumbuhan bawah yang dicantumkan pada tabel dibawah.

komposisi jenis dan dominansi terhadap tumbuhan bawah

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa nilai INP pada paku-pakuan lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan bawah lainnya dengan niai 82.568. Hal ini terjadi karena nilai kerapatan dan frekuensi pada paku-pakuan lebih unggul daripada tumbuhan bawah lainnya. Dari tabel juga menjelaskan bahwa indeks dominansi pada tumbuhan bawah memiliki nilai 1 artinya indeks dominansi tumbuhan bawah itu termasuk tinggi dalam mempengaruhi komunitas vegetasi yang ada dipetak contoh tersebut.


4.2 Keanekaragaman Jenis

Adapun hasil dari perhitungan keanekaragaman jenis terhadap tingkat pohon yang dicantumkan pada tabel dibawah.

keanekaragaman jenis terhadap tingkat pohon

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa nilai keanekaragaman jenis tingkat pohon adalah sebesar 0.618153 artinya tingkat pohon yang terdapat di petak contoh tersebut memiliki keanekaragaman jenis yang rendah terhadap komunitas vegetasi di dalam petak contoh tersebut.

Adapun hasil dari perhitungan keanekaragaman jenis terhadap tingkat tiang yang dicantumkan pada tabel dibawah.

keanekaragaman jenis terhadap tingkat tiang

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa nilai keanekaragaman jenis tingkat tiang adalah sebesar 1.0054 artinya tingkat tiang yang terdapat di petak contoh tersebut memiliki keanekaragaman jenis yang sedang terhadap komunitas vegetasi di dalam petak contoh tersebut.

Adapun hasil dari perhitungan keanekaragaman jenis terhadap tingkat pancang yang dicantumkan pada tabel dibawah.

keanekaragaman jenis terhadap tingkat pancang

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa nilai keanekaragaman jenis tingkat pancang adalah sebesar 1.456 artinya tingkat pancang yang terdapat di petak contoh tersebut memiliki keanekaragaman jenis yang sedang terhadap komunitas vegetasi di dalam petak contoh tersebut.

Adapun hasil dari perhitungan keanekaragaman jenis terhadap tingkat semai yang dicantumkan pada tabel dibawah.

keanekaragaman jenis terhadap tingkat semai

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa nilai keanekaragaman jenis tingkat semai adalah sebesar 0 artinya tingkat semai yang terdapat di petak contoh tersebut tidak memiliki keanekaragaman jenis terhadap komunitas vegetasi di dalam petak contoh tersebut.

Adapun hasil dari perhitungan keanekaragaman jenis terhadap tumbuhan bawah yang dicantumkan pada tabel dibawah.

keanekaragaman jenis terhadap tumbuhan bawah

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa nilai keanekaragaman jenis tumbuhan bawah adalah sebesar 1.17 artinya tumbuhan bawah yang terdapat di petak contoh tersebut memiliki keanekaragaman jenis sedang terhadap komunitas vegetasi di dalam petak contoh tersebut.


V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

  1. Bahwa tingkat tumbuhan semai dan tumbuhan bawah merupakan vegetasi yang dominan dengan nilia indeks dominan masing-masing adalah 1. Untuk tingkat semai hanya terdapat pulai sehingga memiliki nilai INP 100, sedangkan untuk tumbuhan bawah terdapat paku-pakuan dengan nilai INP 82.568.
  2. Bahwa tingkat pertumbuhan yang keanekaragaman jenisnya sedang terdapat pada tingkat tiang, pancang, dan tumbuhan bawah, sedangkan yang keanekaragaman jenisnya rendah terdapat pada tingkat pohon. Dan tidak memiliki keanekaragaman jenis terdapat pada tingkat semai.


DAFTAR PUSTAKA

Basahona, Ato. 2016. Pengertian Komposisi Jenis dan Struktur Vegetasi. https://www.atobasahona.com/2016/07/pengertian-komposisi-jenis-dan-struktur.html (diakses pada tanggal 16 Desember 2018)

Hidayat, Nisfiatul dkk. 2018. Penuntun Praktikum Ekologi Hutan. UPR. Palangka Raya

Nurhikmayani, Risky.2014. Keanekaragaman Jenis dalam Komunitas.http://riskynurhikmayani. blogspot.com/2014/02/ekologi-umum-keanekaragaman-jenis-dalam.html (diakses pada tanggal 16 Desember 2018)


Silahkan download laporan praktikumnya dibawah ini,

Download full text PDF


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel