3 Kerusakan Kayu Selama Proses Pengeringan

3 Kerusakan Kayu Selama Proses Pengeringan

Postingan ini diperbarui 30 September 2021

Menurut Dumanauw (1990) menyatakan bahwa pengeringan kayu diartikan sebagai proses yang bertujuan untuk mengeluarkan air yang terdapat di daam kayu. Dimana kadar air mempunyai pengaruh besar dalam proses pengeringan kayu ini.

Pengeringan kayu dapat diperoleh beberapa keuntungan, salah satunya mencegah serangan jamur dan bubuk kayu yang disebabkan oleh jasad renik perusak kayu yang tidak dapat hidup di bawah persentase kadar air kurang lebih 20%.

Pengeringan kayu ini dapat juga faktor yang mempengaruhi tahapan selanjutnya, seperti pengawetan dan lain sebagainya. Untuk jalannya tahapan selanjutnya membutuhkan kegiatan pengeringan yang efektif dan efesien dengan membutuhkan beberapa data, antara lain jenis kayu, sortimen (ukuran), kubikasi, kadar air kayu akhir yang diperlukan, waktu pengeringan yang digunakan, suhu, kelembapan, dan cacat-cacat yang ada pada kayu itu sendiri.

Ketika tahapan pengeringan selesai, ada kemungkinan memperoleh hasil yang baik maupun yang tidak baik. Dimana yang tidak baik ini memiliki beberapa kerusakan yang dialami.

Kerusakan kayu yang terjadi selama proses pengeringan terdiri dari akibat penyusutan kayu, serangan jamur pembusuk, dan bahan kimia di dalam kayu (zat ekstraktif).

Berikut penjelasannya,

Baca juga: 6 Cara Penumpukan Sortimen Kayu


1. Kerusakan Akibat Penyusutan Kayu

Kerusakan Akibat Penyusutan Kayu

Kerusakan ini diakibatkan karena kurang hati-hati dalam pelaksanaannya (Dumanauw, 1990). Kerusakan ini bermula dari jenis kayu yang sudah retak sebelumnya dan ketika dilakukannya pengeringan kemungkinan bisa melebarkan retak kayu yang sebelumnya.

Adapun beberapa dampak fisik yang diperlihatkan pada kerusakan ini, antara lain pecahnya ujung, pecah permukaan, menggelinjang, perubahan bentuk penampang kayu (diamonding), dan casehardening.

Menurut Dumanauw (1990) menyatakan bahwa kerusakan ini sukar dihindari tetapi dapat dikurangi dengan cara penumpukan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada bagian atas tumpukan serta tidak memberikan suhu yang tinggi selama proses pengeringan.


2. Kerusakan Akibat Serangan Jamur Pembusuk

Kerusakan Akibat Serangan Jamur Pembusuk
Sumber: https://www.antijamur.net/

Kerusakan ini terjadi di bagian kayu gubal pada permulaan pengeringan, dimana jamur itu sudah melekat sebelum kayu dikeringkan. Kerusakan ini dapat dikendalikan melalui cara mempercepat proses pengeringan dengan suhu lebih tinggi. Dampak fisik yang dapat dilihat pada kerusakan ini adalah berubahnya warna kayu itu sendiri.

Sedikit informasi, Indonesia yang terletak di daerah tropis mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga dikenal dengan megabiodiversity. Termasuk di dalamnya yaitu jumlah dan keragaman jamur pelapuk kayu. Dimana ini didukung oleh kondisi lingkungan yang pada biasanya sangat mendukung bagi kehidupan jamur, yaitu jamur tanah yang kaya hara atau bahan organik serta udara yang hangat dan lembab (Sains et al., 2005).

Terdapat 2 tipe pelapukan kayu akibat serangan jamur, yaitu lapuk coklat dan lapuk putih. Biasanya, distribusi hifa pada kedua tipe pelapukan tidak banyak perbedaan, akan tetapi efeknya terhadap anatomi kayu lebih seragam pada lapuk putih dibandingkan pada lapuk coklat. Kedua kelompok jamur tersebut lebih menyukai berpenetrasi melalui noktah pada awal pelapukan.


3. Kerusakan Akibat Bahan Kimia di dalam Kayu

Kerusakan Akibat Bahan Kimia di dalam Kayu
Sumber: https://www.builder.id/

Kerusakan ini terjadi ketika suhu waktu proses pengeringan terlalu tinggi dapat menyebabkan kandungan zat ekstraktif mengadakan reaksi terhadap panas yang ditimbulkan yang dapat mengubah warna kayu menjadi gelap (Dumanauw, 1999).

Baca juga: Makalah Pengeringan dan Pengawetan Kayu


Sumber:

Dumanauw, J. F. 1990. Mengenal Kayu. Kanisius. Yogyakarta.

Sains, P. F., Tarumingkeng, I. R. C., Coto, M. P. D. I. Z., & Hardjanto, M. S. 2005. Pelapukan Kayu oleh Jamur dan Strategi Pengendaliannya.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel