Manfaat Oleoresin pada Industri Daging (Makalah Minyak Atsiri)

Manfaat Oleoresin pada Industri Daging (Makalah Minyak Atsiri)

Postingan ini diperbarui 30 November 2021

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi daging pada saat ini biasanya diproduksi dan dikomsumsi di seluruh dunia. Dimulai dari produksi skala kecil yang telah dikenal dengan baik oleh konsumen hingga produksi skala besar di toko daging atau perusahaan pemrosesan daging.

Produksi daging dilindungi terhadap pembusukan mikroba dengan metode pengawetan yang berbeda dalam kombinasi dengan keadaan terkendali atau kemasan vakum dengan penyimpanan dingin diseluruh rantai distribusi. Akan tetapi, jamur secara berskala menyebabkan masalah dalam produk jenis makanan terutama yang tradisional.

Jamur dan toksisitas memberikan perhatian terhadap bidang pertanian dan industri makanan. Jamur berserat mikroskopis sering mencemari produk nabati dan hewani yang menjadi sumber penyakit pada manusia dan hewan yang disembelih. Peningkatan minat ini akibat adanya kemampuan kapang untuk menghasilkan metabolit sekunder-mikotoksin yang memiliki efek yang tidak menguntungkan seperti karsinogenesis, mutagenesitas, dan teratogenik (2002).

Kesulitan mengendalikan jamur yang tidak diinginkan ini serta meningkatnya minat konsumen terhadap produk alami yang telah memaksa industri untuk menemukan alternatif baru untuk pengawetan makanan. Salah satunya penggunaan biopreservatif sebagai aditif antijamur (2011).

Banyak senyawa yang ditemukan secara alami yang ditemukan pada tanaman, tumbuhan dan rempah-rempah yang terbukti memiliki fungsi antimikroba dan berfungsi sebagai sumber agen antimikroba terhadap patogen bawaan makanan (2009).

Beberapa biopreservatif yang digunakan dalam pengolahan makanan adalah ekstraksi tumbuhan, seperti oleoresin. Rempah-rempah oleoresin merupakan esensi sejati dari rempah-rempah dalam bentuknya yang paling terkonsentrasi, mengandung minyak atsiri yang mudah menguap dan fraksi yang tidak mudah menguap.

Oleoresin diterpakan dalam indutri makanan, kosmetik dan farmasi sebagi zat penyedap dan antimikroba. Potensi antimikroba dari oleoresin umumnya lebih rendah dalam sistem makanan daripada in vitro, tergantung pada komposisi makanan. Setiap langkah pemrosesan dan suhu penyimpanan mempengaruhi efektivitas agen antimikroba.

Oleh karena itu, jumlah yang lebih besar dari oleoeresin diperlukan sistem makanan yang secara serius dapat menganggu profil sensorik makanan tersebut. Sehingga konsentrasi yang diterapkan harus diuji dan dioptimalkan dengan baik mengingat dampaknya pada sifat sensorik dalam produk akhir dan efektivitas antimikroba.

Oleoresin yang khusus untuk industri daging dalam manjaga rasa dan aromanya dibentuk dalam aplikasi industri. Itu adalah oleoresin dari bawang putih,, rosemary, cabe rawit, dan lada hitam.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah minyak atsiri manfaat oleoresin pada industri daging adalah bagaimana sifat antijamur dari beberapa oleoresin yang bisa digunakan dalam industri daging terhadap makanan Aspergillus yang ditularkan melalui spesies?


1.3 Tujuan Makalah

Tujuan makalah minyak atsiri manfaat oleoresin pada industri daging adalah untuk mengevaluasi sifat antijamur dari beberapa oleoresin yang bisa digunakan dalam industri daging terhadap makanan Aspergillus yang ditularkan melalui spesies.

Baca juga: Sifat-sifat Minyak Atsiri


II. BAHAN DAN METODE

Empat oleoresin yang berbeda diuji : bawang putih, resomary, lada hitam, dan cabe rawit. Ke-4 oleoresin ini digunakan dalam industri daging bertujuan untuk meningkatkan rasa, aroma, dan untuk menggantikan beberapa rempah-rempah konvensional. Oleoresin ini juga ditambahkan dalam jumlah kecil ke aditif yang biasanya digunakan dalam industri daging, sehingga konsentrasi akhir mereka dalam produk akhir relatif kecil.

Bahan yang digunakan dalam hal ini adalah:

  1. Oleoresin bawang  putih mengandung 10% minyak ethereal yang diekstraksi dari Allium satvium L. dimanfaatkan sebagai  pewarna industri.
  2. Oleoresin rosemary diekstraksi dari daun kering Rosemarinus officinaii L. Oleoresin ini adalah cairan kental berwarna kehijauan homongen yang mengandung 11% asama carnosic yang dianggap memiliki aktivitas antimikroba.
  3. Oleoresin lada hitam diektraksi dari buah kering Piper nigrum L. adalah cairan kental berwarna hijau tua yang mengandung 40%  piperin dan bagian minyak ethereal dalam jumlah 20%.
  4. Oleoresin cabe rawit adalah cairan kental merah kecoklatan yang diekstraksi dari buah kering Capsicum annum L. yang dapat dimanfaatkan sebagai agen antimikroba.


Mikroorganisme aktivitas antijamur oleoresin dievaluasi pada enam spesies berbeda dari genus Aspergillus yaitu : A. clavatus, A. flavus, A.  fumigatus, A. niger, A. ochraceus dan A. versicolor. Dalam menguji ke-6 mikroorganisme, dibagi menjadi dua pengujian menggunakan konsentrasi hambat minimum.


2.1 Uji Antijamur Berbasis Pelat Mikrotiter Menggabungkan Resazurin sebagai Indikator Pertumbuhan Sel

Pengujian ini memungkinkan deteksi pertumbuhan mikroba dalam volume larutan yang sangat kecil dalam piring mikrotiter tanpa menggunakan spektrofotometer. Stok larutan dibuat dengan menambahkan 0,01% bubuk garam natrium resazurin dalam air suling streril dengan difilterisasi filter dan disimpan pada 4 derajat celsius.

Penangguhan isolat jamur disiapkan dari kultur berumur 7 hari. Spora diambil dengan menambahkan 10 ml larutan natrium klorida yang mengandung 0,5%. Dikikis dengan loop steril dan dipindahkan secara asptik ke dalam tabung reaksi steril. Penentuan jumlah cetakan total per 1 ml suspensi dilakukan metode Koch standar. Konsentrasi akhir suspensi spora adalah sekitar 1 x 108 sel/ml. Satu ml suspensi dinokulasi dalam setiap cawan petri dibiarkan diinkubasi selama 7 hari pada 250C.

Dua puluh mikroliter alikuot dari semua larutan oleoresin yang diuji ditambahkan ke pelat mikrotiter baik dalam konsentrasi atas. Setelah itu alikuot 160 µl dari sabouraud maltose broth ditambahkan ke setiap lempeng mikro. Pada akhirnya, 20 µl suspensi spora jamur terstandrisasi sekitar 105 cfu/ml diinokulasi ke dalam setiap lempeng mikro. Tes ini dilakukan dalam volume total 200 µl dengan konsentrasi oleoresin akhir 0,78 µl/ml.

Kontrol pertumbuhan 180 µl SMB dan 20 µl suspensi spora standar, sedangkan kontrol negatif memiliki 180 µl SMB dengan 20 µl sampel oleoresin yang diencerkan. Piring mikrotiter yang diinokulasi yang tertahan pada 25 derajat celsius selama dua hari. Setelah akhir masa inkubasi, 10 µl larutan resazurin ditambahkan ke masing-masing sumur dan dibiarkan kembali diinkubasi semalaman. Perubahan warna dari biru (teroksidasi) menjadi merah muda (tereduksi) menunjukkan pertumbuhan cetakan. MIC didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dari setiap zat  yang mencegah perubahan warna ini.


2.2 Uji Kaldu Mikrodilusi

Persiapan pelat mikrotiter untuk metode mikrodilusi kaldu hampir sama dengan metode pada sebelumnya, perbedaannya adalah pada langkah terakhir, dimana adanya penambahan latutan resazurin di setiap sumur, sampel uji disubtitusi dengan mengambil 10 µl dari masing-masing sumur ke cawan petri dan kemudian menuangkannya. Piringan petri dibiarkan diinkubasi selama 7 hari pada suhu 25 derajat celsius. Konsentrasi fungsidial minimal di definisikan sebagai konsetrasi oleoresin terendah, dimana 99,9% mikroorganisme yang diisolasi terbunuh.

Tingkat reduksi (RD) dihitung untuk mengekspresikan efisiensi antijamur dari semua oleoresin pada strain jamur terpilih.

RD (%) = (1 - (s/gc)) x 100%

Dimana S = jumlah unit pembentuk koloni per cawan petri (CFU/Pd) dari setiap probe dan Gc adalah CFU/Pd dari kontrol pertumbuhan.

Baca juga: 5 Tanaman Penghasil Minyak Atsiri


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji antijamur berbasis pelat mikrotiter yang menggabungkan resazurin sebagai indikator pertumbuhan selinikator pertumbuhan sel diaplikasikan pada semua oleoresin untuk menyelidiki aktivitas antijamur potensial. Karena warna cabai paprika, lada hitam dan oleoresin reosmary yang intensif, metode ini tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hanya aktivitas antijamur oloeresin bawang putih yang dievaluasi dengan metode ini.

Enam tes konsentrasi pertama oleoresin bawang putih menunjukkan efek antijamur yang sangat kuat pada semua spesies jamur yang digunakan dalam percobaan ini. Tidak adanya perubahan warna yang diamati di semua sumur, kecuali pada mereka yang menghadirkan kontrol pertumbuhan. Mempertimbangkan fakta-fakta ini, disimpulkan bahwa oleoresin bawang putih diencerkan hingga konsentrasi akhir 0,015 μl /ml.

Untuk A. flavus dan A. ochraceus, MIC adalah antara 0,78 dan 0,50 μl /ml, sedangkan untuk A. versicolor, A. clavatus dan A. fumigate, seri pengenceran yang tidak menentukan MIC, sehingga seri pengenceran baru diperlukan dan disiapkan untuk konsentrasi akhir 0,0002 μl /ml. Seri baru pengenceran memberikan hasil sebagai berikut : A. clavatus memiliki MIC antara 0,015 dan 7 x 10-3 μl .ml. Resin bawang putih memiliki efek antijamur terkuat pada A. versicolor dan A. fumigatus, 7 x 10-3 μl /ml. 

Hasil aktivitas oleoresin lada hitam melalui uji kaldu mikrodilusi terhadap beberapa jamur yang dibawa melalui makanan dari genus Apergillus. Hasil mewakili nilai rata-rata jumlah cetakan yang layak per cawan petri dengan standar deviasi.


IV. KESIMPULAN

Kesimpulan makalah minyak atsiri manfaat oleoresin pada industri daging adalah:

  1. Oleoresin bawang putih memiliki aktivitas yang sangat tinggi resazurin sebagai indikator pertumbuhan, maka konsentrasi berikut 0,78 µ/ml (A. ochraceus dan A. flavus), 0,0062 µ/ml (A. niger), 0,015% µ/ml (A. clavatus) dan 7 x 10-3 µ/ml (A. fumigatus dan A. versicolor).
  2. Oleoresin rosemary pada konsetrasi 25 μl /ml, pertumbuhan terhambat (MFC) A. flavus, A. fumigatus, A. ochraceusand, A. versicolor dan memiliki efek antijamur yang kuat pada A. clavatus.
  3. Oleoresin lada hitam memiliki aktivitas antijamur yang signifikan pada konsentrasi 25-12,5 μl/ml.
  4. Oleoresin cabai rawit menunjukkan efek penghambatan yang rendah pada pertumbuhan jamur.


DAFTAR PUSTAKA

Soso, dkk. 2013. Aktivitas Antifungi Oleoresin yang digunakan dalam Industri Daging beberapa Tosigenik Aspergillus spp. Universitas Novi Sad. Serbia.


Silahkan download full makalah minyak atsiri manfaat oleoresin pada industri daging.

Download full-text PDF


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel