Seperti Apa Sih Tumbuhan Binuang?

Seperti Apa Sih Tumbuhan Binuang?

Postingan ini diperbarui 29 September 2021

Tumbuhan ini tumbuh pada tipologi lahan mineral dengan ketinggian tempat 0-600 m dari permukaan laut (dpl). Tumbuhan ini mempunyai ciri-ciri yaitu, tinggi pohon dapat mencapai 45 m, diameter batang mencapai 30 cm, dan panjang serat 1536 mikro meter (Suhartati et al., 2012).

Tumbuhan ini mempunyai penyebaran secara alami pada daerah Malaysia, Papua Nughini, dan Indonesia. Pada wilayah Indonesia ini tersebar pada daerah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya.

Pohon Binuang ini mempunyai beberapa nama daerah anatara lain benuang, benuang bini, bunuang bini (Kalimatan), Wenuang, benua motutu (Sulawesi), Kapu, tina, walada (Maluku), Buwer, Jare (Irian Jaya), binuang, benuwang (Sumatera). Dan nama latin pohon binuang yaitu Octomeles sumatrana Miq.

Pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku korek api, peti, playwood, moulding, dan pulp.

Adapun klasifikasi taksonomi pohon binuang ini, sebagai berikut.

Kingdom: Plantea
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Vioales
Famili: Datiscaceae
Genus: Octomeles
Spesies: Octomeles sumatrana Miq.


Pohon binuang ini dapat dibudidayakan menggunakan sistem silvikultur. Budidaya tumbuhan binuang adalah penanganan benih, pembibitan, serta penanaman dan pemeliharaan.

Berikut penjelasannya.

Baca juga: Makalah Jelutung | Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan


1. Penanganan Benih

Penanganan Benih binuang
Sumber: https://tgc.lk.ipb.ac.id/

Penangan benih ini merupakan kegiatan silvikultur yang terdiri dari 4 kegiatan. Yaitu (1) Pengumpulan benih ialah pengunduhan benih dilakukan dengan cara memanjat atau memungut buah yang jatuh dari pohon. (2) Ekstraksi benih yaitu kegiatan menjemur benih untuk mengeluarkan biji dengan sendirinya. (3) Jumlah buah atau biji adalah kegiatan penyimpanan buah sementara waktu pada kantong kedap udara. Dan (4) Penyimpanan benih adalah kegiatan penyimpanan buah untuk benih pada wadah plastik dengan suhu rendah sekitar 2-4 derajat celsius (Suhartati et al., 2012).


2. Pembibitan

Pembibitan binuang
Sumber: https://tgc.lk.ipb.ac.id/

Kegiatan pembibitan binuang dilakukan secara generatif melalui media tabur terdiri dari campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1. Dan Pembibitan dapat dilakukan juga secara vegetatif melalui teknik KOFFO (Komatsu Forda Fogging Cooling) system.

Menurut Suhartati et al. (2012) menyatakan bahwa KOFFO system merupakan teknologi perbanyakan bibit asal stek pucuk secara massal yang dapat dimanfaatkan untuk perbanyakan jenis-jenis dipterokarpa dan jenis pohon lokal lainnya.

Kegiatan pembibitan terdiri dari penyiapan media dan bak tabur, penaburan benih, pemeliharaan kecambah, penyapihan, dan penyemaian (Fambayan, 2013).

a. Penyiapan media dan bak tabur

Media tabur yang digunakan adalah pasir. Pemilihan pasir sebagai media tabur karena pasir tidak padat dan mempunyai porositas yang baik, sehingga baik untuk perakaran dan tidak akan merusak akar pada saat proses penyapihan.


b. Penaburan benih

Kegiatan ini dilakukan terlebih dahulu media disiram terlebih dahulu hingga lembab. Benih yang sudah diekstraksi dan ditimbang, selanjutnya ditabur pada media yang sudah disiapkan. Benih ditabur merata diatas dan ditutup dengan sedikit taburan pasir atau media.


c. Pemeliharaan kecambah

Setelah sekitar satu minggu penaburan, benih mulai berkecambah. Kegiatan ini berupa penyiraman, selain itu juga tetap dilakukan pengawasan apakah tumbuh jamur atau tidak. Apabila tumbuh jamur maka harus dilakukan penyemprotan fungisida.


d. Penyapihan

Kegiatan ini adalah pemidahan kecambah dari bak tabur ke polybag. Kegiatan dilakukan apabila kecambah telah mencapai umur dan ukuran tertentu serta akar lateralnya belum berkembang. Kegiatan ini bisah dilakukan saat kecambah sudah mempunyai dua pasang daun.


e. Penyemaian

Bibit yang sudah disapih ditempatkan pada bedeng sapih di persemaian. Pada bedeng sapih terlebih dahulu harus dipasang sungkup dan sarlon. Pemasangan sungkup dan sarlon ditujukan untuk menjaga kelembaban awal lingkungan bibit, sampai bibt siap untuk diangkut ke lokasi penanaman.


3. Penanaman dan Pemeliharaan

Penanaman dan Pemeliharaan binuang
Sumber: http://www.biotifor.or.id

Penanaman pohon binuang ini tidak membutuhkan tumbuhan penaung atau bebas naungan, sehingga pohon binuang ini disebut dengan jenis pohon intoleran. Dan kegiatan pemeliharaan terdiri dari penyulaman tanaman yang mati atau kerdil pada tahun pertama, penyiangan gulma, dan pemberian pupuk sesuai standarnya.

Pemeliharaan terdiri dari kegiatan penyiraman, penanggulan hama dan penyakit, dan pembukaan naungan (Fambayan, 2013).

a. Penyiraman

Kegiatan ini dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada saat kecambah binuang baru saja disapih, penyiraman harus dilakukan secara hati-hati karena kondisi bibit belum terlalu kuat dan ukurannya masih relatif kecil. Penyiraman pada awal-awal penyapihan bisa dilakukan dengan menggunakan sprayer supaya tidak merusak bibit.


b. Penanggulan hama dan penyakit

Kegiatan ini sebaiknya dilakukan sebelum terjadi serangan. Pengaturan suhu dan kondisi iklim yang tepat akan memberikan efek yang baik terhadap kondisi bibit yang otomatis akan mencegah timbulnya hama dan penyakit.


c. Pembukaan naungan

Kegiatan ini dilakukan saat bibit berusia 1,5 bulan dari penyapihan. Artinya untuk memperkuat batang supaya siap untuk ditanam di lapangan. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dimulai dari pembukaan paranet, pembukaan separo plastik sungkup hingga pembukaan semua naungan baik plastik sungkup maupun paranet.

Baca juga: Gambaran Umum Pohon Gemor


Sumber:

Fambayan, R. A. 2013 Budidaya Binuang (Octomeles sumatrana Miq.) untuk Mendukung Pembangunan Hutan Tanaman. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemulian Tanaman Hutan. Yogyakarta.

Suhartati, S. R., Junaedi, A., & Nurrohman, E. 2012. Sebaran dan persyaratan tumbuh jenis alternatif penghasil pulp di wilayah Riau. Kementerian Kehutanan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel