Ekosistem DAS dan Jaringan Sungai

Ekosistem DAS dan Jaringan Sungai

Postingan ini diperbarui 02 September 2021

DAS (Daerah Aliran Sungai) merupakan suatu wilayah yang memiliki kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografis dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan, dan penyalur air, sedimen, unsur hara melalui sistem sungai, mengeluarkannya melalui outlet tunggal yaitu ke danau/laut (Naharuddin et al., 2018).

Daerah Aliran Sungai merupakan suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. DAS dimanfaatkan untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai.

DAS juga adalah suatu hamparan wilayah atau kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi atau punggung bukit yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau.

DAS berdasarkan hidrologi merupakan suatu wilayah dataran yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkan ke laut melalui sungai utama.

Alasan perlu dilakukan manajemen dan pengelolaan DAS adalah dilihat dari tujuan pengelolaan DAS yaitu untuk membina kelesterian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam terhadap manusia secara berkelanjutan. Pengelolaan DAS juga bertujuan untuk mengkonservasi tanah pada lahan pertanian.

DAS perlu didekati dengan pendekatan ekosistem karena mengingat kompleksitas elemen di dalam ekosistem yang melibatkan multi-sumberdaya (alam dan buatan), multi-lembaga, multi-stakeholders, dan bersifat lintas batas administratif.

Adapun manfaat DAS adalah (Tanika, et al., 2016):

  1. Sebagai daerah tangkapan air mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan kebutuhan air bagi manusia. 
  2. Menjaga lingkungan termasuk menjaga kualitas air, mencegah banjir dan kekeringan saat musim hujan dan kemarau, mengurangi aliran massa (tanah) dari hulu ke hilir.

Baca juga: Ringkasan tentang Contoh Rencana Pengelolaan DAS Katingan Terpadu


Ekosistem DAS

Ekosistem DAS
Sumber: https://bpdasbarito.or.id/

Ekosistem DAS adalah sistem yang kompleks karena melibatkan berbagai komponen biogeofisik dan sosial dan budaya yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

Dimana kompleksitas ekosistem DAS mempersyaratkan suatu pendekatan pengelolaan yang bersifat multi-sektor, lintas daerah, termasuk kelembagaan dengan kepentingan masing-masing serta mempertimbangkan prinsip-prinsip saling ketergantungan (Naharuddin et al., 2018).

Ekosistem DAS diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

1. DAS bagian Hulu 

DAS bagian hulu merupakan daerah aliran sungai yang mempunyai ciri sebagai daerah konservasi. Bagian DAS ini mempunyai fungsi sebagai perlindungan terhadap DAS bagian hilir atau daerah yang terancam oleh bahaya erosi. Dimana keberadaan sektor kehutanan di daerah hulu yang terkelola dengan baik dan terjaga keberlajutannya dengan didukung oleh prasarana dan sarana di bagian tengah .


2.  DAS bagian Tengah 

DAS bagian tengah merupakan daerah aliran sungai yang mempunyai fungsi dan manfaat DAS di bagian hilir, baik untuk pertanian, kehutanan, maupun tata ruang, dalam pengelolaan DAS diperlukan adanya kooridnasi berbagai pihak terkait baik lintas sektoral maupun lintas daerah secara baik.


3. DAS bagian Hilir 

DAS bagian hilir merupakan daerah aliran sungai yang digunakan sebagai daerah pemanfaatan yang mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.


Jaringan Sungai 

Jaringan sungai
Sumber: http://seeevil13.blogspot.com/

Menurut Permen No 39 tahun 1989 tentang pembagian wilayah sungai pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa sungai merupakan sistem pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi pada kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

Wilayah sungai mempunyai sistem pengelolaan DAS, dimana pengelolaan DAS ini merupakan suatu proses formulasi dan implementasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi sumberdaya alam dan manusia yang terdapat di daerah aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumberdaya air dan tanah (Asdak, 2010; Naharuddin et al., 2018).

Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit aliran sungai yang dialirkan oleh anak-anak sungainya. Jaringan sungai dapat diukur secara kuantitatif dari nisbah percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur sungai orde tertentu dengan orde sungai tingkat di atasnya (Naharuddin et al., 2018).

Pola jaringan sungai adalah suatu bentuk aliran sungai yang dipengaruhi pola aturan tertentu baik dari struktur morfologi alami sungai. Terdapat 8 pola dasar aliran sungai yaitu dendritik, pararel, trelilis, rektangular, radial, annular, pinnate, centripetal.

Kerapatan jaringan sungai merupakan faktor morfometri yang menggambarkan kapasitas penyimpanan air permukaan dalam cekungan-cekungan seperti danau, rawa, dan badan sungai yang mengalir di suatu DAS. Dimana kerapatan aliran sungai dapat dihitung dari rasio total panjang jaringan sungai terhadap luas DAS yang bersangkutan.

Sistem jaringan sungai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi debit air dan muatan sedimen melayang melalui bentuk DAS. Dimana bentuk DAS terdapat tiga yaitu daerah pengaliran berbentuk pararel, daerah berbentuk bulu burung, dan daerah pengaliran berbentuk radial atau circuliar.

Penyebab aliran sungai terjadi apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral atau horizontal untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah atau subsurface flow yang kemudian akan mengalir ke sungai.

Fakor yang dapat mempengaruhi air sungai terdiri dari curah hujan, penggunaan air sungai oleh manusia, pencemaran lingkungan, penyerapan air tanah, dan lain sebagainya.

Baca juga: Gambaran Umum Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Sumber:

Naharuddin et al., 2018. Buku Ajar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Aplikasinya dalam Proses Belajar Mengajar. Untad Press. Palu.

Tanika, L., Rahayu, S., Dewi, S., Khasanah, N. 2016. Fungsi Hidrologi pada Daerah Aliran Sungai (DAS): Pemahaman, Pemantuan, dan Evaluasi. https://www.worldagroforestry.org/.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel