Metode Penelitian Pemberian Pupuk NPK terhadap Jelutung Rawa

Metode Penelitian Pemberian Pupuk NPK terhadap Jelutung Rawa

Salah satu upaya pelestarian budidaya  Jelutung Rawa (Dyera polyphilla (Miq.) yaitu dengan pola tanaman berbasis agroforestry. Jelutung Rawa merupakan salah satu jenis tanaman yang direkomendasikan untuk dikembangkan di Kalimantan Tengah, karena memiliki manfaat yang baik dalam bidang ekonomi dan ekologi. 

Selain itu tanaman ini tumbuh di hutan rawa gambut dan cocok dikembangkan sebagai tanaman reboisasi maupun rehabilitasi dalam upaya mengurangi kerusakan hutan terutama hutan rawa gambut akibat eksploitasi, kebakaran hutan dan lahan. 

Pembudidayaan tanaman Jelutung Rawa sangat membutuhkan teknik silvikultur, hal ini diperlukan agar pembudidayaan dilakukan dengan tepat sasaran dan memperoleh hasil yang optimal, selain itu pemberian unsur hara juga salah satu hal yang penting untuk mendukung hasil yang optimal. 

Pemberian pupuk susulan NPK majemuk merupakan suatu teknik yang memberi harapan untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama fase generatif atau mulai berpolong sehingga dalam proses pengisian biji menjadi maksimal. 

Pemupukan NPK majemuk  bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara. Pada fase vegetatif memasuki fase generatif akar tanamandan akan tumbuh dengan cepat dan mencapai pertumbuhan yang maksimal sehingga membutuhkan unsur hara yang lebih banyak. Kelebihan pupuk NPK  majemuk ini yaitu komposisi hara N, P, dan K  dapat disesuaikan dengan kebutuhan  tanaman, sehingga lebih efektif dan  efisien dibanding dengan pupuk tunggal (Petrokimia,2005).

Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama NPK. Kelebihan pupuk majemuk dari pupuk tunggal yaitu pupuk majemuk dengan satu kali aplikasi pupuk sudah mencakup beberapa unsur hara sehingga dalam penggunaannya lebih cepat tersedia.

Berikut metode penelitian pemberian pupuk NPK terhadap jelutung rawa adalah.

Baca juga: Metode Penelitian Hama Hutan Acacia crassicarpa


A. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pupuk NPK Majemuk (16:16:16) sebanyak 14,4 kg dan tanaman Jelutung Rawa,sebanyak 160 tanaman dengan tinggi ± 40 cm dan diameter ± 0,6 cm.

Adapun alat yang digunakan, yaitu meliputi beberapa peralatan seperti,

  1. Parang untuk membersihkan lokasi penelitian
  2. Timbangan analitik untuk menimbang pupuk
  3. Mistar untuk mengukur tinggi pohon.
  4. Caliper untuk mengukur diameter.
  5. Cangkul untuk membuat gundukan.
  6. Alat penyiram untuk menyiram tanaman.
  7. Alat tulis menulis untuk mencatat hasil pengukuran tanaman.
  8. Kamera untuk mengambil foto sebagai dokumentasi penelitian.


B. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap penelitian yang harus dilaksanakan, tahapan tersebut saling bergantung satu sama lain. Adapun tahapan yang dimaksud adalah:

  1. Persiapan lahan/ lokasi penelitian, pembersihan lahan.
  2. Jalur pengamatan sebanyak 4 jalur, pada setiap jalur tanaman terdapat 40tanaman, banyaknya perlakuan dalam per jalur yaitu 4 perlakuan dan 10ulangan, sehingga total keseluruhan tanaman yang digunakan pada penelitian ini yakni sebanyak 160 tanaman  Jelutung  Rawa.
  3. Penempatan ajir di setiap batas perlakuan, kemudian memberi label pada ajir sebagai tanda sehingga memudahkan mengambil data tersebut.
  4. Persiapan pupuk, pupuk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk NPK Majemuk (16:16:16)dengan melakukan penimbangan sesuai dosis yang diteliti.
  5. Pembuatan gundukan di sekitar tanaman untuk menghindari tercemarnya pupuk dan menghindari tergenangnya tanaman saat musim hujan.
  6. Perlakuan pemberian pupuk dilakukan dengan cara membuat lubang sedalam15 cm dan jarak radius 20 cm dari tanaman. Perlakuan yang diberikan yaitu PO (tanpa pupuk), P1 pupuk NPK Majemuk (10 gram), P2 pupuk NPK Majemuk (20 gram), dan P3 pupuk NPK Majemuk (30 gram).
  7. Pemeliharaan terhadap anakan yaitu pembersihan sekitar tanaman serta penyiraman dilakukan pagi atau sore hari, pemeliharaan dilakukan sampai pengukuran terakhir.


C. Variabel Penelitian

Adapaun variabel penelitian adalah:

  1. PertumbuhanTinggi, pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang sampai ujung tanaman (diberi tanda pengukuran). Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali dalam tiga bulan.
  2. Pertambahan Diameter,pengukuran diameter tanaman dilakukan dari 5 cm dari pangkal akar (diberi tanda pengukuran). Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali dalam tiga bulan.
  3. Pertambahan Jumlah Daun,Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 2 minggu sekali dalam tiga bulan.


D. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Jumlah tanaman yang diperlukan dalam penelitian ini yakni 160 tanaman Jelutung Rawa (Dyera pholyphylla (Miq.) Stennis) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan (jalur) yang merupakan satu perlakuan untuk 10 tanaman.

Perlakuan dengan media tanamnya yakni sebagai berikut: 

  1. P0: tanpa pemberian pupuk NPK 
  2. P1: pemberian pupuk NPK Majemuk 10 g.
  3. P2: pemberian pupuk NPK Majemuk 20 g.
  4. P3: pemberian pupuk NPK Majemuk  30 g.


E. Analisis Data

Data yang diperoleh telah melalui tahap perhitungan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK).Menurut Gaspersz (1994), adapun model linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

RAK : Yij = u + τi + βj + €ij 

Keterangan:

i = 1, 2, … , t dan j = 1, 2, … , r 
Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
 μ = Rataan umum τi = Pengaruh perlakuan ke-i 
βj = Pengaruh kelompok ke-j 
εij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j


Data yang diperoleh dari penelitian, sebelum dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) terlebih akan dilakukan uji praanova.  Jika uji F nyata 5% dan sangat nyata 1% maka akan dilakukan dengan uji lanjutan. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok berikut

Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok

Berdasarkan analisis sidik ragam , apabila F hitung ˃ F (tabel 5 %) maka pengaruh perlakuan dikatakan signifikan. Sebaliknya jika F hitung < F (tabel 5 %) maka pengaruh perlakuan dikatakan tidak signifikan. Menurut Hanafiah, (2010) apabila Fhitung nyata maka diteruskan menggunakan uji lanjutan yang didasarkan atas besarnya persentase koefisien keragaman (KK) yaitu sebagai berikut:

KK= √KTG/Ỹ

Keterangan:

KK = Koefisien keragaman
KTG = Kuadrat tengah galat
Ỹ = Nilai rata-rata


Oleh karena itu, maka alternatif uji lanjutan yang akan digunakan adalah:

  1. Jika KK besar (˃ 10 %) uji lanjutan adalah Uji Jarak Duncan (UJD)
  2. Jika KK sedang (5 % - 10 %) uji lanjutan adalah uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
  3. Jika KK kecil (< 5 % ) uji lanjutan adalah Uji Beda Nyata Jujur (BNJ).

Baca juga: Makalah Jelutung | Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan


Sumber:

Gaspersz, V. 1994. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik Dan Biologi. CV. Armico. Bandung.

Hanafiah, KA. 2010. Rancangan Percobaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Petrokimia, 2005. Phonska,pupuk majemuk NPK.PT Petrokimia.gersik.

Rosmarkam, A dan N. Yuwono. 2002. IlmuKesuburan Tanah. Kanisius.Yogyakarta. 225 hlm.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel