Guludan Adalah | 7 Fungsi dari Guludan

Guludan Adalah | 7 Fungsi dari Guludan

A. Tanah Gambut

Tanah gambut merupakan tanah yang berbahan induk dari sisa tumbuhan dengan proses dekomposisi anaerobic terhambat, tidak atau hanya sedikit (< 5%) mengandung tanah mineral yang berkristal. Tanah gambut juga bersifat sarang (porous) dan sangat ringan, sehingga mempunyai kemampuan menyangga sangat rendah, kandungan hara relatif rendah dan banyak mengandung banyak asam-asam organik yang menyebabkan pH gambut sangat rendah (pH antara 2,7 – 5,0) (Wibowo, 2010).

Tanah gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai. 

Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik, yaitu pembentukan tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan tranportasi, berbeda dengan proses pembentukan tanah mineral yang umumnya merupakan proses pedogenik (Hardjowigeno, 1986).

Susunan kandungan senyawa organik dan hara mineral dari tanah gambut sangat beragam.Tergantung pada jenis jaringan penyusun gambut, lingkungan pembentukan dan perlakuan reklamasi. Senyawa organik utama terdapat dalam gambut antara lain hemiselulosa, selulosa, dan lignin. 

Selain senyawa tersebut jugat terdapat senyawa tanin dan resin dalam jumlah kecil. Kadar senyawa polisakarida, hemiselulosa dan tanin menurun relatif cepat jika gambut makin dalam sampai jeluk 40 cm dan selanjutnya menurun sangat kecil, kecuali hemiselulosa dari hutan alami. Selulosa meningkat secara perlahan jika gambut makin dalam kecuali hutan alami (Ratmini, 2012).

Baca juga: 5 Rencana Program Aksi Perlindungan dan Pengelolaan Lahan Gambut


B. Guludan

Guludan adalah tempat tumbuhnya tanaman budidaya dengan cara meninggikan tanah dan memberikan perlakuan khusus dengan menambahkan pupuk dasar berupa pupuk organik, pupuk kandang atau kompos.

Guludan sangat diperlukan untuk tempat tanaman budidaya, karena dengan dibuat guludan memudahkan untuk perlakuan terhadap tanaman, baik perlakuan pemupukan, pengendalian OPT, penyiraman ataupun perlakuan lainnya.

Guludan bisa disebut juga dengan gulutan atau bedengan mempermudah bercocok tanam, dengan harapan panen bisa lebih maksimal, guludan biasanya digunakan pada tanaman, namun untuk beberapa tempat guludan digunakan untuk tanaman buah. 

Guludan biasanya mempunyai tinggi 50 cm dengan lebar sekitar 1 meter, untuk memaksimalkan guludan sebagai media tanam maka perlu dipasangkan mulsa pada guludan, selain menghindari gulma, dengan mulsa mencegah guludan rusak seperti longsor terbawa air saat hujan.

Guludan atau bedengan dibuat dengan pertama kali membajak lahan serta menghaluskan tanah, baru kemudian setelah itu tanah yang halus disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah bangun ruang yang mempunyai panjang, lebar, dan tinggi.

Adapun fungsi dari guludan adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai media tumbuh untuk penanaman berbagai macam jenis tanaman budidaya.
  2. Untuk mencegah tanaman dari serangan hama dan juga penyakit.
  3. Untuk menjaga kelembaban, pH, suhu, dan juga ketercukupan air tanah.
  4. Supaya akar tanaman lebih kokoh dengan porsi guludan yang serasi dengan ukuran morfologi tanaman
  5. Supaya mempermudah dalam irigasi lahan. Dengan adanya guludan maka pemanfaatan air akan efektif bagi tanaman, sehingga jika dilakukan dengan bijak dalam irigasi lahan, maka mencegah dari kebusukan akar ketika tanaman mendapat pasokan air irigasi yang berlebihan.
  6. Sebagai nilai estetika (keindahan), supaya tanaman tumbuh secara tertib, teratur, sesuai garis alur guludan masing-masing.
  7. Mempermudah petani dalam pemantauan tanaman, dalam hal perawatan, termasuk dalam hal penyiraman, penyiangan, dan juga proses pemanenan tanaman.


Menurut Wahyudi dan Pamoengkas (2013) faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pohon dan hasil (growth and yield) adalah faktor genetik, faktor lingkungan atau tempat tumbuh dan teknik silvikultur. Upaya memperbaiki sifat genetika pohon adalah melakukan pemuliaan pohon melalui uji tanaman, uji keturunan dan uji propenan.

Baca juga: Makalah Konsep dan Penerapan PHPL (Pengelolaan Hutan Produksi Lestari) di PT. Korintiga Hutani


Sumber:

Hardjowigeno, S. 1986. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB: Bogor.

Ratmini, S. 2012. Karakteristik dan pengelolaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian. Jurnal lahan suboptima, 1(2):197-206.

Wahyudi & Pamoengkas P. 2013. Modelling Pertumbuhan Diameter Tanaman Jabon (Anthocephallus Cadamba). Jurnal Blanatura, Universitas Padjadjaran Vol 15, No.1, Maret 2013

Wibowo, H. 2010. Laju Infiltrasi pada lahan gambut yang dipengaruhi air tanah (study kasus Sei Raya dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu Raya). Jurnal Belian, 9 (1) : 90 – 103.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel