Menghitung Faktor Erodibilitas Tanah (Laporan Praktikum KTA)

Menghitung Faktor Erodibilitas Tanah (Laporan Praktikum KTA)

Postingan ini diperbarui 14 Desember 2021

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang berkaitan erat sekali, berbagai tindakan konservasi tanah merupakan tindakan konservasi air. Dalam konservasi tanah dan air ini memiliki persoalan tentang kompleks dan memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan yaitu ilmu tanah, klimatologi, hidrologi dan teknik konservasi tanah. Kegiatan konservasi tanah dan air bermanfaat dalam mencegah terjadinya banjir dan kekurangan air dan mempertahankan kestabilan ekosistem.

Dalam kegiatan konservasi tanah dan air bertujuan untuk menutup tanah dengan tumbuhan atau sisa-sisa tumbuhan agar terlindung dari perusak butir-butir hujan yang jatuh dan memperbaiki tanah agar resisten terhadap daya penghancur agregat oleh aliran permukaan dan lebih besar dayanya untuk menyerap air di permukaan tanah.

Peristiwa erosi yang didahului oleh pelapukan disebut awal pembentukan tanah yang berlanjut ke perkembangan tanah. Pembentukan tanah merupakan bagian integral dari proses geomorfologi dimana bentuk lahan dan tanah merupakan dua macam sumberdaya alam yang satu sama lain saling terkait dalam tanah. Yang kemudian akan mempengaruhi perubahan sifat-sifat erodibilitas tanah.

Semakin tinggi erodibilitas tanah semakin banyak tanah yang tererosi hal ini pada ini akan mempengaruhi terhadap perkembangan bentuk lahan. Dengan demikian erodibilitas tanah sebagai salah satu bagain dari faktor penyebab erosi juga memiliki kontribusi dalam perkembangan juga memiliki kontribusi dalam perkembangan bentuk lahan.

Dalam laporan konservasi tanah dan air ini akan membahas erodibilitas tanah mengunakan rumus sistematis atau nomograf yang berlaku pada erodibilitas tanah. Erodibilitas tanah yang menggunakan rumus sistematis merupakan suatu cara untuk memperoleh nilai erodibilitas tanah dari data faktor erodibilitas tanah. Sedangkan erodibilitas tanah menggunakan nomograf merupakan cara menentukan nilai erodibilitas tanah melalui gambar nomograf.


1.2 Tujuan Praktik

Adapun tujuan praktikum KTA (Konservasi Tanah dan Air) tentang menghitung faktor erodibilitas tanah adalah untuk memahami dan mampu menghitung erodibilitas dengan persamaan matematis dari suatu contoh data primer atau data sekunder (data yang tersedia).

Baca juga: Memprediksi Erosi dengan Model USLE (Laporan Praktikum KTA)


II. TELAAH PUSTAKA

2.1 Erodibilitas Tanah

Erodibiltas tanah adalah kepekaan tanah terhadap erosi (daya penghacur dan penghayutan oleh air hujan). Besarnya nilai erodibilitas sangat ditentukan oleh karekteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah (harkat struktur tanah), harkat permeabilitas dan kandungan bahan organik tanah. Nilai erodibilitas (faktor K) berkisar dari 0-1, dimana semakin besar nilai erodibilitas tanah akan semakin peka atau mudah tererosi, demikian pula sebaliknya (Setiarno dkk, 2019).

Dalam erodibilitas tanah ini memiliki klalsifikasinya adalah sebagai berikut:

  1. Tingkat rendah (0.00-0.01)
  2. Rendah (0.11-0.20)
  3. Sedang (0.21-0.32)
  4. Agak tinggi (0.33-0.43)
  5. Tinggi (0.44-0.55)
  6. Sangat Tinggi (>0.56)


2.2 Faktor Erodibilitas Tanah

Erodibilitas tanah dipengaruhi oleh banyak sifat-sifat tanah, yakni sifat fisik, makanik, hidrologi, kimia, reologi/litogi, mineralogi, dan bilogi termasuk kareksteristik profil tanah seperti kedalaman tanah dan sifat-sifat dari lapisan tanah. Sifat tannah ini memilki beberapa prinsip diantaranya yaitu, (1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas dan kapasitas tanah menahan air dan (2) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi, dan pengikisan oleh butir-butir air hujan dan aliran permukaan (Ashari, 2013)

Erodibilitas tanah yang dipengaruhi dari sifat-sifat tanah di spesifikkan pada suatu lokasi. Faktor erodibilitas tanah yang diperoleh dari hasil percobaan sifatnya sangat spesifik lokasi. Suatu pendekatan yang lebih sederhana dilakukan adalah dengan menggunakan model prediksi, dengan input data sifat-sifat tanah (persentase debu + pasir sangat halus, persentase pasir, persentase kandungan bahan organik tanah, kelas struktur tanah dan nilai permeabilitas tanah) yang mudah diukur dan mempunyai koreksi kuat dengan erodibilitas tanah.

Model prediksi erodibitas tanah banyak diaplikasikan oleh para praktisi yang digunakan dalam keperluan perencanaan penggunaan lahan dan konservasi tanah adalah model yang dikembangkan oleh Wischmeier atau dikenal dengan sebutan faktor K-USLE. Dalam hal ini nilai erodibilitas tanah ditetapkan dengan menggunakan nomograf. Nomograf ini tidak berlaku untuk tekstur tanah debu ditambah pasir sangat halurnya lebih besar 70%. 


III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum KTA (Konservasi Tanah dan Air) tentang menghitung faktor erodibilitas tanah dilaksanakan di ruang J5 Jurusan Kehutanan Universitas Palangka Raya pada tanggal 21 Mei 2019.


3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum KTA (Konservasi Tanah dan Air tentang menghitung faktor erodibilitas tanah adalah Alat Tulis, Kolkulator, dan Komputer/Laptop.


3.3 Prosedur Pelaksanaan

Adapun Cara kerja yang digunakan dalam praktikum konservasi tanah dan air ini adalah sebagai berikut:

  1. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengelola data yang telah disediakan.
  2. Menghitung data yang disediakan menggunakan rumus metematis Erodibilitas tanah dan Nomograf.
  3. Mencatat hasil perhitungan.


3.4 Pengolahan/Analisis Data

Adapun data erodibilitas tanah yang menggunakan rumus sistematis sebagai  berikut : (a) 16% debu, 45% pasir sangat halus, 7.5% liat, 8% BO, memiliki strukturr granuler halus, dan permeabilitas tanah lambat. (b) 32% pasir, 40% debu, 15% liat, 7% BO, struktur tanah pejal, dan permabilitas tanah sebesar 0.5-2.0 cm/jam. Sedangkan yang menggunakan nomograf sebagai berikut : 52% debu + pasir sangat halus, 10% pasir, 10% BO, struktur granuler sangat halus, dan permeabilitas lambat.

Adapun cara untuk mencari nilai erodibilitas tanah yaitu, menggunakan rumus sistematis dan nomograf. Dalam rumus sistematis ini diuraikan sebagai berikut:

100K = 2.71 M (pangkat 1.14) x 10 (pangkat -4) x (12-a) + 3.25 (b-2) + 2.5 (c-3)

Keterangan:
K = Erodibilitas tanah
M = (% debu + % pasir sangat halus)(100 - % liat) jika data yang tersedia hanya % pasir, % debu dan % liat maka % pasir sangat halus diperoleh dari 20% dari % pasir.
a = % bahan organik
b = Nilai struktur tanah
c = Nilai permeabilitas tanah


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai Erodibilitas Tanah Menggunakan Rumus Sistematis

Dari hasil praktikum menyatakan bahwa pada bagian a yang memiliki 16% debu, 45% pasir sangat halus, 75% liat, 8% BO, sruktur granuler halus, dan permeablitas tanah lambat menghasilkan erodibilitas tanah sebesar 0.255. sedangkan pada bagian b memilki 32% pasir, 40% debu, 15% liat, 7% BO, struktur tanah pejal, dan permabilitas tanah sebesar 0.5-2.0 cm/jam menghasilkan erodibilitas tanah sebesar 0.285. Dari nilai erodibilitas bagian a dan b merupakan erodibilitas tanah tingkat sedang.

Berdasarkan tabel diatas erodibilitas tanah  pada bagian b lebih tinggi daripada bagian a. Hal ini dapat terjadi akibat besarnya faktor erodbilitas tanah terhadap bagian b. Menurut Ashari, 2013 mengatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi nilai erodibilitas tanah adalah tekstur tanah. Hal ini ditunjukkan pada nilai persen debu, pasir sangat halus, pasir dan liat yang sangat mempengaruhi nilai erodibilitas tanah.


4.2 Nilai Erodibilitas Tanah Menggunakan Nomograf

Dari gambar nomograf diatas menjelaskan bahwa data 52% debu + pasir sangat halus, 10% pasir, 10% BO, struktur granuler sangat halus, dan permeabilitas lambat menghasilkan erodibilitas tanah sebesar 0.24. Dalam mencari nilai erodibilitas tanah melalui nomograf ini memerlukan data yaitu, debu, pasir sangat halus, pasir, BO, struktur granuler, dan permeabilitas tanah. Berdasarkan klasifikasi erodibilitas tanah, hasil dari nomograf yaitu 0.24 merupakan klasifikasi tingkat erodibilitas tanah sedang. Sehingga hubungannya dengan erosi dengan kecepatan sedang. 

Dalam menentukan nilai erodibilitas tanah melalui rumus sistematis memiliki perbedaan data terhadap nomograf yaitu data liat. Di rumus sistematis memerlukan data liat sedangkan di nomograf tidak memerlukan data persen liat. Hal ini diakibatkan karena dalam gambar nomograf tidak memilki bagian dalam nilai persen liat. Sehingga dalam menentukan nilai erodibilitas tanah lebih mudah dengan cara gambar nomograf.


V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan praktikum KTA (Konservasi Tanah dan Air) tentang menghitung faktor erodibilitas tanah adalah bahwa tinggi rendahnya nilai erodibilitas tanah baik melalui nilai rumus sistematis maupun nomograf dipengaruhi oleh nilai tekstur tanah, bahan organik dan permeabilitas tanah.


5.2 Saran

Adapun saran dari laporan praktikum KTA (Konservasi Tanah dan Air) tentang menghitung faktor erodibilitas tanah adalah bawah ada baiknya erodibilitas tanah dihubungkan dengan nilai erosi.

Baca juga: Pengertian dan Faktor Erodibilitas Tanah


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Arif. 2013. Kajian Tingkat Erodibilitas Beberapa Jenis Tanah di Pengunungan Baturagung Desa Putat dan Ngalanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten GunungKidul. IPB. Bogor

Setiarno dkk. 2019. Penuntun Praktikum Konservasi Tanah dan Air. Universitas Palangka Raya. Palangka Raya


Silahkan download laporan praktikum KTA (Konservasi Tanah dan Air) tentang menghitung faktor erodibilitas tanah dibawah ini,

Download full-text PDF


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel