Taman Nasional Tanjung Puting merupakan Kawasan Konservasi

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan Kawasan Konservasi

Postingan ini diperbarui 31 Januari 2022

Menurut Wikipedia, bahwa Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah. Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937. Taman Nasional ini sering disingkat dengan TNTP.

Kawasan konservasi merupakan kawasan yang bertujuan untuk mengawetkan berbagai jenis vegetasi dan satwa, sehingga terjaganya keanekaragaman hayati. Untuk mengetahui Taman Nasional Tanjung Puting merupakan kawasan konservasi, berikut ini ada beberapa informasi yang dibutuhkan adalah data dan informasi seperti, ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan.

Baca juga: 7 Tumbuhan yang Dilindungi di Kalimantan Tengah


Ancaman

(Akibat Pembalakan Liar Tahun 2001)

Ancaman Taman Nasional Tanjung Puting
Sumber: https://www.republika.co.id/

Ancaman di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting terjadi pembalakan liar pada tahun 2001. Hutan kerangas dengan proses suksesi yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat akibat pembalakan liar hingga akhir 2001, menyebabkan sebagian  besar jenis tumbuhannya memiliki ketinggian pohon yang relatif rendah.  Beberapa jenis pohon yang tinggi merupakan jenis dominan yang mampu  bersaing dalam memperoleh radiasi sinar matahari pada tegakan yang rapat.

Pada hutan rawa campuran berbagai jenis tumbuhan memiliki ketinggian yang relatif  lebih tinggi dibandingkan hutan dipterocarp dataran rendah dan hutan kerangas,  hal ini terkait dengan adaptasi berbagai jenis tumbuhannya terhadap  lingkungannya yang tergenang air. Sebagian besar tumbuhan melakukan adaptasi  terhadap lingkungan yang tergenang dengan adaptasi akar yang berada di atas permukaan tanah.


Peluang

(Preferensi Orangutan Menggunakan Ruang)

Peluang Taman Nasional Tanjung Puting
Sumber: https://diskominfo.kaltimprov.go.id/

Peluang di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting adalah satwa orangutan menggunakan ruang kawasan dengan bebas. Berdasarkan fenomena penggunaan ruang di Stasiun Penelitian Camp Leakey, TN Tanjung Puting diduga preferensi orangutan menggunakan ruang, yakni hanya pada tempat-tempat tertentu yang mengindikasikan adanya kesukaan  berdasarkan ruang habitat yaitu pada hutan dipterocarpaceae dataran rendah dan  hutan rawa campuran.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian mengenai karakteristik preferensi habitat orangutan di TN Tanjung Puting  perlu dilakukan  sebagai bahan masukan di dalam penentuan zonasi dan pertimbangan dalam menentukan langkah kebijakan pelestarian orangutan di kawasan TN Tanjung Puting  di masa yang akan datang.


Kekuatan

(Kekayaan Jenis Tumbuhan)

Kekuatan Taman Nasional Tanjung Puting
Sumber: https://visitkotawaringinbarat.id/

Kekuatan dari kawasan Taman Nasional Tanjung Puting adalah mempunyai kekayaan jenis tumbuhan. Salah satu ukuran keanekaragaman adalah species richness (kekayaan  jenis) yaitu jumlah jenis dalam suatu komunitas (Magurran 1988). Dengan menghitung kekayaan jenis semua tingkatan tumbuhan berdasarkan indeks  margalef, maka hutan kerangas memiliki nilai species richness terbesar lebih kaya dibandingkan hutan rawa campuran, dan hutan dipteocarp dataran rendah.


Kelemahan

(Pengaruh Suhu dan Kelembapan terhadap Sarang Orangutan)

Kelemahan Taman Nasional Tanjung Puting
Sumber: https://www.kompasiana.com/

Kelemahan dari kawasan Taman Nasional Tanjung Puting adalah adanya pengaruh suhu dan kelembapan terhadap sarang orangutan. Diantara tiga tipe ekosistem hutan, orangutan lebih banyak dijumpai pada hutan dipterocarp dataran rendah yang memiliki suhu dan kelembaban udara relatif sedang, jika dibandingkan dengan tipe hutan lainnya. Hutan rawa  campuran merupakan habitat dengan suhu terendah dan kelembaban tertinggi, hal ini terkait dengan kondisi fisik habitat berupa areal tergenang air.

Pada tipe hutan yang memiliki suhu paling tinggi, dalam hal ini hutan kerangas terjadi satu kali perjumpaan dengan orangutan. Ini menunjukkan bahwa temperatur dan suhu udara merupakan salah satu komponen fisik habitat yang dapat mempengaruhi kehidupan satwa liar termasuk orangutan.

Baca juga: Makalah Orangutan | Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan


Penutup

Adapun kesimpulan dari informasi TN Tanjung Puting adalah berdarsakan informasi (Ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan) terhadap TN Tanjung Puting, bahwa TN Tanjung Puting merupakan lahan konservasi.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel