5 Faktor Mempengaruhi Metode Ekstraksi Oleoresin

5 Faktor Mempengaruhi Metode Ekstraksi Oleoresin

Postingan ini diperbarui 23 September 2021

Oleoresin adalah suatu campuran antara minyak atsiri dan resin yang memiliki aroma dan pembawa yang tidak mudah menguap. Oleoresin mempunyai kumpulan senyawa kimia dengan susunan kimia yang cukup komplek. Oleoresin berwujud cairan kental yang mengandung kadar minyak atsiri 15-35%. 

Menurut Evania (2019) oleoresin merupakan hasil ekstraksi rempah yang di dalamnya terkandung komponen-komponen utama pembentuk perisa berupa zat volatil (minyak atsiri) dan non-volatil (resin dan gum), masing-masing komponen berperan dalam menentukan aroma dan rasa. 

Amir dan Lestari (2013) menyatakan bahwa oleoresin terdiri dari dua kata yaitu "oleo" yang berarti minyak dan "resin" yang berarti damar, yang kemudian oleoresin dapat diartikan sebagai minyak damar. Komponen kimia yang terkandung dalam oleoresin terbentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksingen (O).

Faktor mempengaruhi metode ekstraksi oleoresin adalah Perlakuan Pendahuluan, Pelarut, Ukuran Partikel, Suhu Ekstraksi, dan Waktu Ekstraksi. Berikut penjelasannya.

Baca juga: 5 Pelarut dalam Ekstraksi Oleoresin


1. Perlakuan Pendahuluan

Perlakuan Pendahuluan oleoresin
Sumber: https://www.ika.com/

Persiapan bahan tumbuhan sebelum ekstraksi, banyak teknik persiapan digunakan untuk mengoptimalkan rasa bahan tumbuhan. Ada dua faktor yang mempengaruhi ekstraksi oleoresin pada perlakuan pendahuluan yaitu pengeringan dan grinding. Pengeringan merupakan proses yang menghilangkan sebagian besar air, memungkinkan sejumlah besar bahan untuk diproses. 

Sedangkan grinding merupakan proses mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan luas permukaan dan memungkinkan penetrasi pelarut menjadi lebih baik (Evania, 2019).


2. Pelarut

Pelarut oleoresin
Sumber: https://pewarta-indonesia.com/

Ekstraksi oleoresin dengan pelarut dipengaruhi oleh jenis dan polaritas pelarut yang digunakan. Pelarut non polar dapat mengekstrak beberapa komponen volatile dan pelarut polar adalah pelarut yang cocok untuk mengekstrak oleoresin. 

Evania (2019) menyatakan bahwa senyawa kimia dalam bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan dilarutkan, sehingga dapat diasumsikan suatu senyawa akan lebih mudah terlarut dalam pelarut yang memiliki polaritas yang tidak berbeda jauh.


3. Ukuran Partikel

Ukuran Partikel oleoresin
Sumber: https://kelorina.com/

Kehalusan dari partikel yang sesuai akan menghasilkan ekstraksi yang efektif dalam waktu singkat. Tetapi bila terlalu halus maka volatile oil akan hilang pada waktu penggilingan. Operasi ekstraksi solid-liquid akan berlangsung dengan baik bila diameter partikel diperkecil. Pengecilan ukuran ini akan memperluas kontak dengan permukaan sehingga hambatan difusi menjadi lebih kecil dan mengikat laju difusinya. 

Tujuan pengecilan ukuran untuk menghancurkan matriks inert pengotor yang melingkupi zat terlarut. Ukuran partikel yang halus dapat memudahkan pelarut untuk berpenetrasi dan akan mengikat oleoresin dalam jumlah yang lebih banyak, semakin kecil ukuran partikel berarti permukaan luas kontak antara partikel dan pelarut semakin besar, sehingga waktu ekstraksi akan semakin cepat (Evania, 2019).


4. Suhu Ekstraksi

Suhu Ekstraksi oleoresin
Sumber: https://www.indozone.id/

Suhu yang kurang ataupun tidak tepat akan mempengaruhi rendemen dari oleoresin. Pada penggunaan suhu ekstraksi yang semakin tinggi akan menghasilkan rendemen oleoresin yang semakin tinggi sampai batas tertentu. Suhu yang tinggi menyebabkan semakin banyaknya panas yang diterima oleh bahan untuk mengekstrak oleoresin. Pada berbagai penelitian suhu 40 derajat celsius merupakan suhu optimum yang memberikan konsentrasi oleoresin tertinggi dibandingkan dengan suhu lainnya (Evania, 2019).


5. Waktu Ekstraksi

Waktu Ekstraksi oleroesin
Sumber: https://beritagar.id/

Faktor ini menjelaskan bahwa semakin lama waktu perendaman sampel dalam pelarut, akan semakin banyak pula bahan yang terekstrak oleh pelarut, maka dari itu semakin lama waktu ekstraksi semakin tinggi pula rendemen yang dihasilkan. 

Hal ini disebabkan terjadinya pengumpalan ekstrak dalam pelarut, bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut menembus kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dalam bahan esktraksi tersebut (Evania, 2019).

Baca juga: 4 Metode Ekstraksi Oleoresin


Sumber:

Evania, M. K. 2019. Studi Literatur Berbagai Metode Ekstraksi Oleoresin pada Biji Pala, Lada, dan Jahe. [Skripsi]. Univeristas Katholik Soegijapranata. Semarang.

Amir, A. N., dan Lestari, P. F. 2013. Pengambilan Oleoresin dari Limbah Ampas Jahe Industri Jamu (Pt. Sido Muncul) dengan Metode Ekstraksi. Jurnal Teknologi Kimia dan Indsutri. Vol. 2 (3): 89-95. Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkti.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel