Gambaran Umum Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

Gambaran Umum Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

Postingan ini diperbarui 10 November 2021

Taksonomi dan Morfologi

Taksonomi jamur tiram (P. ostreatus) adalah sebagai berikut (Achmad et al., 2011):

  • Kingdom : Fungi
  • Filum : Basidiomycota
  • Kelas : Homobasidiomycetes
  • Ordo : Agaricales
  • Famili : Tricholomataceae
  • Genus : Pleurotus
  • Spesies : P. ostreatus


Jamur P. ostreatus mempunyai tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem. Jamur ini mempunyai tubuh buah menyerupai cangkang kerang, tudungnya halus, dan panjang 5-15 cm. Waktu muda, jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti kancing, kemudian berkembang menjadi pipih, tudungnya berwarna cokelat pucat dan berubah menjadi putih jika sudah dewasa (Achmad et al., 2011).


Dampak Jamur Tiram terhadap Kayu

Jamur tiram (P. ostreatus) dapat ditemukan di hutan pegunungan yang berdaerah sejuk. Tubuh buah jamur akan terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau batang pohon yang sudah ditebang. Pada umumnya jamur banyak ditemukan tumbuh di batang-batang kayu lunak yang telah melapuk, seperti pohon karet, damar, kapuk, atau sengon yang tergeletak di lokasi yang sangat lembab dan terlindung dari sinar matahari. 

Fase pembentukan miselium jamur memerlukan suhu 22-28 derajat celsius dan kelembaban 60-80%. Fase pembentukan tubuh buahnya memerlukan suhu 16-22 derajat celsius dan kelembaban 80-90% dengan kadar oksigen cukup dan cahaya matahari sekitar 10% (Achmad et al., 2011).

Jamur pelapuk kayu dari kelas Basidiomycetes merupakan organisme yang bekerja efesien dan efektif dalam proses degradasi lignin. Proses degradasi lignin ini dimulai saat jamur pelapuk menembus dan membentuk koloni dalam sel kayu, lalu mengeluarkan enzim yang berdifusi melalui lumen dan dinding sel. 

Jamur menyerang komponen lignin dari kayu hingga menyisakan selulosa dan hemiselulosa yang tidak terlalu berpengaruh. Akibatnya, terjadi penurunan kekuatan fisik kayu dan pembengkakan jaringan kayu (Achmad et al., 2011).

Pengaruh pelapukan jamur pada sifat fisik kayu, antara lain penurunan berat kayu karena hilangnya beberapa komponen kimia kayu, warna kayu menjadi lebih gelap, kayu berbau, kerapatan menurun, mudah retak, dan kadar air mengalami peningkatan (Priadi, 2005). 

Kayu mengandung serat organik, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Jamur pelapuk kayu akan menyerang lignin pada kayu yang diuraikan secara sempurna menjadi air dan karbon dioksida, sehingga kayu menjadi lapuk yang mengakibatkan ketahanan kayu berkurang.

Degradasi lignin melibatkan aktivitas enzim ligninolitik yang dihasilkan oleh jamur pelapuk putih yaitu Lignin Peroksidase (LiP), Manganese Peroksidase (MaP), dan Lakase. Proses degradasi lignin ini dimulai saat pelapuk kayu menembus dan membentuk koloni dalam sel kayu, lalu mengeluarkan enzim yang berdifusi melalui lumen dan dinding sel. 

Jamur pelapuk kayu menyerang komponen lignin dari kayu hingga menyisakan selulosa dan hemiselulosa yang tidak terlalu berpengaruh. Akibatnya, terjadi penurunan kekuatan fisik kayu dan pembengkakan jaringan kayu degradasi lignin akan mengakibatkan kandungan lignin pada kayu berkurang (Jaya et al., 2014).

Baca juga: 15 Cara Budidaya Jamur Tiram


Sumber:

Achmad,  Mugiono, Tias, A., & Chotimatul, A. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Jaya, G. P., Siregar, E. B. M., & Anna, N. 2014. Uji Potensi Pelapuk Putih pada Kayu Karet Lapuk (Hevea brasilliensis Muell. Arg) sebagai Pendegradasi Lignin. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Priadi, T. 2005. Pelapukan Kayu oleh Jamur dan Strategi Pengendaliannya. [Makalah Pribadi]. IPB. Bogor.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel