Gambaran Umum Tanaman Karet | Taksonomi, Botanis, dan Penyebaran

Gambaran Umum Tanaman Karet | Taksonomi, Botanis, dan Penyebaran

Postingan ini diperbarui 24 November 2021

Taksonomi Tanaman Karet

Tanaman karet termasuk dalam famili Euphorbiacea, disebut dengan nama lain rambung, getah, gota, kejai atapun hapea. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah (Damanik, 2010). Istiqomah (2012) menyatakan tanaman karet di klasifikasikan sebagai berikut:

  • Kingdom : Plantae
  • Devisi : Spermatophyta
  • Subdivisi : Angiospermae
  • Kelas : Dicotyledonae
  • Ordo : Euphorbales
  • Famili : Euphorbiacea
  • Genus : Hevea
  • Spesies : Hevea brasiliensis


Ciri-ciri Botanis Tanaman Karet

Dalam genus Hevea, hanya spesies Hevea brasiliensis Mue Arg yang dapat menghasilkan lateks unggul, dimana sebanyak 90% karet alam dihasilkan oleh spesies tersebut. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi.

Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai anak daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitaran 3-10 cm pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. 

Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung merincing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang, ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Heru dan andoko, 2010).

Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit yang keras berkotak. Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah berubah menjadi keabu-abuan dan kemudian mengering, pada waktunya pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya, tiap buah tersusun atas dua sampai empat kotak biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah pada umur lima tahun dan akan semakin banyak pertambahan umur tanaman (Istoqomah, 2012).


Tempat Tumbuh dan Penyebaran Tanaman Karet

Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara dan sekarang Asia merupakan sumber karet alami (Heru dan Andoko, 2010).

Tahun 1864 untuk pertama kalinya tanaman karet diperkenalkan di Indonesia yang pada waktu itu masih masa penjajahan Belanda. Pertama sekali tanaman karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi. Dari tanaman koleksi, karet selanjutnya dikembangkan ke beberapa daerah sebagai tanaman komersil. Daerah pertama kali digunakan sebagai tempat uji coba penanaman karet adalah Pemanukan dan Ciasem, Jawa Barat (Tim Penebar Swadaya, 2008).

Tanaman karet banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di pulua Suamtera, dan juga di pulau lain yang diusahakan baik oleh perkebunan negara, swasta ataupun rakyat. Sejumlah areal Indonesia memiliki keadaan yang cocok dimanfaatkan untuk perkebunan karet yang kebanyakan terdapat di Sumatera dan beberapa ada di Jawa. Perkebunan karet di pulau Sumatera meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan. Dalam skala lebih kecil perkebunan karet didapatkan pula di Jawa, Kalimantan dan Indonesia bagian Timur (Heru dan Andoko, 2010).

Baca juga: Pohon Pulai | Morfologi, Ekologi, Kandungan Kimia, dan Manfaat


Sumber:

Damanik, S. Syakir, M. Tasma, M. dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Karet. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Heru, D. S. dan Adoko, A. 2010. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet Revisi. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan.

Istiqomah, D. 2012. Analisis Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Desa Puntukrejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel