7 Klasifikasi Pupuk dan 3 Jenis Pemupukan Organik

7 Klasifikasi Pupuk dan 3 Jenis Pemupukan Organik

Postingan ini diperbarui 09 November 2021

Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, berasal dari bahan anorganik dan bahan organik. Kadang-kadang pupuk dapat memperbaiki keseburan tanah, dan lingkungan sehingga dapat disebut dengan bahan pembenah tanah (soil amendement/soil conditioner) yang ramah lingkungan. Pemupukan ialah metode atau cara memupuk menurut aturan yang benar, ilmiah, dan efisien, biasanya dengan cara sebar, pita, side dressing seperti dibenam atau mengelilingi batang tanaman, dan dicampur dengan benih (Prasetyo el al., 2017). 

Baca juga: Peran Koloid Tanah dan Bahan Organik dalam Ketersediaan Hara


1. Klasifikasi Pupuk

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya (Prasetyo el al., 2017). Berikut 7 klasifikasi pupuk adalah:

a. Berdasarkan asalnya dibedakan

(1) Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P. Dan (2) pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska yang dibuat dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia.


b. Berdasarkan senyawa dibedakan

(1) Pupuk organik adalah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik, misalnya pupuk kandang, kompos, guano. Dan (2) pupuk anorganik atau mineral adalah pupuk dari senyawa anorganik.


c. Berdasarkan fasa dibedakan

(1) Pupuk padat merupakan pupuk yang mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut. Dan (2) pupuk cair merupakan pupuk yang cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air.


d. Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan

(1) Pupuk daun adalah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun. Dan (2) pupuk akar atau pupuk tanah adalah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.


e. Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan

(1) Pupuk yang mempunyai reaksi fisologis masam adalah pupuk yang diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam. Dan (2) pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis adalah pupuk yang diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik.


f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandung dibedakan

(1) Pupuk tunggal adalah pupuk yang mempunyai satu unsur hara. Dan (2) pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman.


g. Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan

(1) Pupuk makro adalah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja. (2) Pupuk mikro adalah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja. Dan (3) pupuk campuran adalah pupuk yang mengandung hara makro dan mikro.

Baca juga: 6 Sifat Kimia Tanah


2. Pemupukan Organik

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari semua jenis bahan-bahan organik dari tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik bermanfaat dalam peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas. 

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus atau bahan organik tanah. Dalam jangka panjang pupuk organik meningkatkan produktifitas dan mengurangi degradasi lahan (Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006). 

Kelemahan dari pupuk organik adalah dibutuhkan dalam jumlah besar, kandungan unsur hara yang dikandung rendah, dan membutuhkan banyak tenaga dalam pengaplikasiannya (Sutanto 2002).

Berikut 3 jenis pemupukan organik adalah.

a. Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam berasal dari kotoran ayam. Kotoran ayam yang dijadikan pupuk organik cukup baik karena rasio C/N relatif rendah yaitu 1-3 (Sutanto, 2002). Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang kotoran ayam, selalu memberikan respon terbaik bagi pertumbuhan tanaman karena rasio C/N lebih rendah serta memilki kadar hara yang cukup dibandingkan pupuk kandang lain. Pupuk kandang kotoran ayam yang dilarutkan dalam air, memilki kadar hara yang cukup tinggi (Hartatik dan Widowati, 2006).

Pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang laiinya. Kandungan unsur hara dari pupuk kandang ayam lebih tinggi karena bagian cair (urine) bercampur dengan bagian padat (Sutedjo, 2002). Menurut Hardjowigeno (2010) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dapat meningkatkan produktifitas tanaman dan memiliki pengaruh yang baik terhadap tanah melalui perbaikan fisik, biologi, dan kimia tanah.


b. Pupuk Guano

Pupuk guano merupakan salah satu sumber fosfat alam yang berasal dari kotoran kelelawar dan sudah mengendap lama di dalam gua dan telah tercampur dengan tanah dan bakteri pengurai (Ramadhan, 2015). Pupuk guano mengandung unsur N 2,09%, P 10,43%, K 0,07%, Ca 26,72%, Mg 0,98%, dan S 0,02% (Yuliarti, 2009). Selain banyak mengandung nutrisi, guano juga berperan sebagai sumber dari berbagai bakteri yang berperan sebagai agen hayati untuk menekan terjadinya hama dan penyakit pada tanah.


c. Pupuk Abu Sekam

Pupuk abu sekam adalah pupuk yang berasal dari sekam padi bila dibakar ak menghasilkan arang sekam atau abu. Abu sekam yang berasal dari sekam padi merupakan bahan berlignoselulosa seperti biomassa lainnya namun mengandung silika yang tinggi. Abu sekam padi dapat bermanfaat mengubah struktur tanah menjadi gembur sehingga perkaran berkembang baik dan menjadi lebih kuat. Abu sekam padi ini juga berpenagruh terhadap sifat biologis dan fisik tanah, selain itu juga karena abu sekam memiliki kandungan unsur silikat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit melalui pengerasan jaringan (Asiah, 2006).

Baca juga: 3 Fungsi Pupuk NPK Mutiara terhadap Tanaman


Sumber:

Asiah, A. 2006. Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Gycine max (L.) Merr) Panen Muda dengan Budidaya Organik [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hartatik, W. dan Widowati, LD. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Prasetyo et al,. 2017. Bahan Ajar Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Yayasan Sahabat Alam Rafflesia. Bengkulu.

Ramadhan, B. C. 2015. Produksi Bioaktif Daun Kepel (Stelechorcapus burahol (BL.) Hook. F & TH.) dengan Pemupukan Organik [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suriadikarta DA, Simanungkalit RDM. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.

Sutedjo, MM. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher. Yogyakarta.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel