Biomassa | Jenis, Faktor, dan Perhitungan

Biomassa | Jenis, Faktor, dan Perhitungan

Biomassa adalah keseluruhan materi yang berasal dari mahluk hidup, termasuk bahan organik baik yang hidup maupun yang mati, baik yang ada di atas permukaan tanah maupun yang ada di bawah permukaan tanah. Contohnya pohon hasil panen, rumput, serasah, akar, hewan, dan sisa atau kotoran hewan (Sutaryo, 2009).

Menurut Permana et al. (2019) menyatakan bawah biomassa juga adalah suatu total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan total berat kering per satuan luas.

Biomassa adalah tempat penyimpanan karbon dan disebut rosot karbon (carbon sink).

Biomassa pohon adalah salah satu sumber karbon yang sangat penting pada ekosistem hutan. Oleh sebab itu, sebagian besar karbon hutan berasal dari biomassa pohon. Pohon merupakan proporsi terbesar penyimanan C di daratan.

Pengukuran biomassa vegetasi mampu memberikan informasi tentang nutrisi dan persediaan karbon dalam vegetasi secara keseluruhan, atau jumlah bagian-bagian tertentu seperti kayu yang sudah diektraksi. Mengukur biomassa vegetasi pohon tidaklah mudah, khususnya hutan campuran dan tegakan tidak seumur.

Menurut Hairiah et al. (2001) menyatakan bahwa pengumpulan data biomassa dapat dikelompokan dengan cara destruktif dan non deskrutif tergantung parameter vegetasi yang diukur.

Berikut Jenis-jenis, faktor yang mempengaruhi, dan perhitungan biomassa.

Baca juga: Lahan Gambut | Pengertian, Karakteristik, Pembentukan, Klasifikasi, dan Peran


Jenis-Jenis Biomassa

Jenis-Jenis Biomassa
Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/

Menurut IPCC atau intergovernmental Panel on Climate Change (2006) menyatakan bahwa jenis biomassa terbagi atas:

  1. Biomassa di atas permukaan (above ground biomass) adalah semua biomassa dari vegetasi hidup di atas tanah, termasuk batang, tunggul, cabang, kulit, daun, dan buah. Baik dalam bentuk pohon, semak maupun tumbuhan herbal.
  2. Biomassa di bawah tanah (below ground biomass) adalah semua biomassa dari akar yang masih hidup. Akar yang halus dengan diameter kurang dari 2 mm seringkali dikeluarkan dari penghitungan, karena sulit dibedakan dengan bahan organik tanah dan serasah.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biomassa

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biomassa
Sumber: https://www.kompasiana.com/12

Menurut Irawan dan Tacconi (2009) menyatakan bahwa besarnya biomassa tegakan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, sejarah perkembangan vegetasi, komposisi, dan struktur tegakan. Biomassa juga dipengaruhi oleh faktor iklim, seperti curah hujan dan suhu. Semakin tinggi suhu maka akan menyebabkan kelembapan udara relatif semakin berkurang. Kelembapan udara relatif bisa mempengaruhi laju fotosintesis.


Perhitungan Biomassa dan Potensi Karbon

Perhitungan Biomassa dan Potensi Karbon
Sumber: https://abi-blog.com/

Biomassa diukur pada masing-masing komponen biomassa dihitung dengan melakukan penimbangan secara langsung. Biomassa yang diperoleh dari pohon contoh dikembangkan untuk menyusun persamaan alometrik, nilai BEF dan R/S.

Persamaan alometrik yang diperoleh nantinya dimanfaatkan untuk menghitung biomassa suatu tegakan hutan sekunder. Nilai BEF yaitu rasio antara biomassa pohon bagian atas (biomassa batang, cabang, dan daun) dengan biomassa pada bagian batang utama.

Mengukur biomassa tanaman terlebih dahulu harus menentukan jenis penggunaan lahan yang akan diukur, mulai dari yang tertutup rapat (hutan alami), sedang (kebun campuran atau agroforestri), sampai terbuka (lahan pertanian semusim).

Menurut Sutaryo (2009) menyatakan bahwa metode penghitungan biomassa terdiri dari,


1. Sampling dengan pemanenan (Destructive sampling)

Metode sampling dengan pemanenan dilaksanakan dengan memanen seluruh bagian tumbuhan termasuk akarnya, mengeringkannya dan menimbang berat biomassanya. Pengukuran dengan metode ini untuk mengukur biomassa hutan dapat dilakukan dengan mengulang beberapa area cuplikan atau melakukan ekstrapolasi untuk area yang lebih luas dengan menggunakan persamaan alometrik.

Metode ini terhitung akurat untuk menghitung biomassa pada cakupan area kecil, akan tetapi metode ini terhitung mahal dan sangat memakan waktu.


2. Sampling tanpa pemanenan (Non-destructive sampling)

Metode sampling tanpa pemanenan adalah suatu cara sampling dengan melakukan pengukuran tanpa melakukan pemanenan. Metode ini terdiri dari dilakukan dengan mengukur tinggi atau diameter pohon dan menguunakan persamaan alomterik untuk mengekstrapolasi biomassa.


3. Pendugaan melalui penginderaan jauh

Metode ini menggunakan teknologi penginderaan jauh yang biasanya tidak dianjurkan dalam proyek-proyek dengan skala kecil. Kendala metode ini adalah karena teknologi relatif mahal dan secara teknis membutuhkan keahlian tertentu yang mungkin tidak dimiliki oleh pelaksana proyek.

Metode ini juga kurang efektif pada daerah alirang sungai, pedesaan, atau wanatani yang berupa mozaik dari berbagai penggunaan lahan dengan persil berukuran kecil atau beberapa hektare saja.


4. Pembuatan model

Metode ini menggunakan model untuk menghitung estimasi biomassa dengan frekuensi dan intensitas pengamatan in situ atau penginderaan jauh yang terbatas. Biasanya, model empiris ini didasarkan pada jaringan dari sampel plot yang diukur berulang, yang mempunyai estimasi biomassa yang sudah menyatu atau melalui persamaan alometrik yang mengkonversi volume menjadi biomassa.

Baca juga: Sumber Karbon Hutan | Biomassa Hidup, Bahan Organik Mati, dan Bahan Organik Tanah


Sumber:

Hairiah, K., Sitompul, S. M., Van Noordwijk, M., & Palm, C. 2001. Methods for sampling carbon stocks above and below ground (pp. 1-23). Bogoi: ICRAF.

Irawan, S., & Tacconi, L. 2009. Reducing emissions from deforestation and forest degradation (REDD) and decentralized forest management. International Forestry Review, 11(4), 427-438.

Permana, B. T., Handayani, R. H. E., & Ningsih, R. R. 2019. Analisis Pengaruh Komposisi dalam Pembuatan Briket Biobatubara Campuran batubara dan Biomassa Purun Tikus (Eleocharis dulcis) terhadap Karakteristik Briket (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).

Sutaryo, D. 2009. Penghitungan Biomassa Sebuah pengantar untuk studi karbon dan perdagangan karbon. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel