4 Hewan Buru Mamalia di Hutan

4 Hewan Buru Mamalia di Hutan

Hewan atau disebut juga binatang merupakan kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa atau satwa saja. Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak atau multiseluler dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda, sehingga kelompok ini disebut juga histozoa.

Di hutan terdapat berbagai jenis satwa atau hewan yang dilindungi, dilestarikan, dan diperbolehkan untuk diburu. Hewan buru di hutan terdapat berbagai jenis kelas, yaitu mamalia, reptil, amfibi, dan aves. Hewan ini merupakan hasil hutan bukan kayu yang bersifat hewani. Berikut hewan buru kelas mamalia di hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu adalah.

Baca juga: 6 Buah Hutan yang Bisa Dimakan


1. Babi Hutan (Sus scrofa)

Babi termasuk dalam famili Suidae. Nama hog sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk merujuk babi domestik (Sus domestica), namun secara teknis mencakup sejumlah spesies yang berbeda, termasuk babi hutan. Babi hutan adalah salah satu jenis hewan atau satwa mamalia yang diburu saat berada di hutan.

Babi hutan dilahirkan berwarna kecoklatan dan cenderung menjadi abu-abu dengan bertambahnya umurnya. taring bagian atas membentuk sharp distinctive tusk khusus yang tajam yang melengkung keluar dan ke atas. Dibandingkan dengan artiodactyyelain, kepala babi hutan relatif panajang, tirus, dan bebas kutil. Panjang kepala dan badan babi hutan 900-1800 mm dan beratnya 50-350 kg.

Distribusi populasi babi hutan meliputi benua Eropa, Afrika Utara, Mediterania, dan Asia hingga daerah paling Selatan di Indonesia. Babi hutan yang ada di Indonesia terdiri dari babi hutan Jawa (bagian Barat, Tengah, dan Timur) ditemukan di dataran rendah di dataran utama Pulau Jawa, Madura dan Bawean. Babi Hutan Jawa endemik dan babi hutan liar (Sus scrofa), mempunyai perbedaan dalam hal bentuk, ukuran, warna dan ekologinya.

Babi hutan Jawa mempunyai tiga pasang kutil pada bagian bagian wajah babi hutan jantan dewasa yaitu pada sudut rahangnya, di bawah mata dan pada moncongnya, sementara pada babi hutan liar tidak mempunyai tiga pasang kutil pada bagian wajahnya.


2. Kelinci (Nesolagus netsheri)

Kelinci merupakan kelompok hewan yang sangat populer dan digemari masyarakat. Budidaya kelinci ini sangat mudah, bahkan juga pembuatan pakan pun sangat mudah. Kelinci termasuk hewan buru mamalia di hutan.

Kelinci sangat beragam mulai dari kelinci potong atau konsumsi, kelinci hias, dan kelinci penghasil bulu. Namun, setiap kelinci mempunyai bobot yang hampir sama mencapai 1-7 kg tergantung dengan jenisnya. Kelinci mempunyai struktur badan yang sangat sempurna mulai anatomi dan juga histologinya.

Kelinci sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, terutama di daerah pengunungan, sebagai penghasil pupuk kandang, pemenuhan gizi atau daging terhadap keluarga dan di kota-kota sebagai ternak hias atau hewan kesayangan. Kelinci merupakan hewan herbivora termasuk binatang malam, oleh karena itu aktivitas hidup seperti makan, minum, kawin dan lain sebagainya dilakukan pada malam hari, maka bila hari menjelang malam, pakan atau minum harus disediakan.

Kelinci banyak digunakan sebagai hewan peliharaan, penghasil kulit bulu atau fur dan penghasil daging atau fryer. Kelinci mampu mengubah hijauan berprotein rendah, yang berasal dari bahan makanan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan menjadi protein hewani yang bernilai tinggi.


3. Kancil (Tragulus spp.)

Kancil termasuk ke dalam ordo Artiodactyla, famili Tragulidae dan genus Tragulus. Kancil mempunyai tubuh tampak pendek dengan kepala yang kecil, moncongnya panjang dan lancip, serta kaki yang kurus. Kancil mempunyai hidung berwarna hitam, mata yang besar dan lidah dan ada juga yang mempunyai bulu warna coklat kemerahan dengan garis-garis halus berwarna hitam (Farida et al., 2004). Kancil merupakan salah satu jenis hewan atau satwa mamalia yang diburu saat berada di hutan.

Secara umum, kancil tidak betina mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan kancil jantan. Kancil tidak mempunyai tanduk dan sebagai gantinya kancil jantan mempunyai sepasang gigi taring atau canini yang menonjol keluar dari rahang atasnya yang dipergunakan sebagai sejata pada saat berkelahi dengan lawannya. Pada kancil betina, gigi taring tidak tumbuh memanjang.


4. Beruk (Macaca nemestrina)

Beruk mempunyai ukuran tubuh paling besar di antara spesies Macaca lainnya. Beruk mempunyai rambut yang menyebar dari kepala sampai ke pergelangan kaki dan membentuk penutup tubuh yang rapat. Pada bagian dorsal kepala, terdapat rambut pendek berwarna coklat tua yang berbentuk seperti penutup kepala. Beruk mempunyai garis merah kecoklatan pada rambut kepada dari sudut luar mata sampai ke belakang telinga. Tetapi, pada beruk betina pola rambut seperti ini tidak terlihat jelas (Rahayu, 2001). Beruk merupakan salah satu jenis hewan atau satwa mamalia yang diburu saat berada di hutan.

Warna rambut beruk sangat bervariasi, tetapi secara umum warna yang dominan adalah coklat keabu-abuan sampai kemerahan. Beruk jantan dewasa mempunyai rambut yang panjang dan tegak pada bagian punggung atas samapi ke bahu, sehingga terlihat tebal. Beruk yang baru lahir mempunyai rambut berwarna hitam dan dalam beberapa bulan akan berubah menjadi kecoklatan. Warna rambut pada masa peralihan dari bayi sampai ke dewasa pada beruk adalah warna kuning tua yang pucat sampai keemasan (Rahaya, 2001).

Panjang usia beruk dapat mencapai 26 tahun dengan kematangan seksual terjadi sekitar usia 4 tahun. Usia kawin pertama beruk berkisar antara 4-4,5 tahun dengan siklus birahi beruk terjadi selama 32-40 hari. Lama kebuntingan beruk sekitar 6 bulan dengan jumlah anak setiap kelahiran 1 ekor. Beruk mempunyai jarak kelahiran antara 24-48 bulan dan periode mengasuh selama 7-14 bulan (Rahayu, 2001).

Baca juga: Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) | Jenis, Pemanfaatan, dan Strategi Pengembangan

 

Sumber:

Farida, W. R., Semiadi, G., & Dahruddin, H. 2004. Digestibily of Some Kind of Alternative Diets on Lesser Mouse Deer (Tragulus javanicus). Animal Production, 6(1).

Rahayu, A. S. 2001. Studi Perilaku dan Habitat Beruk (Macaca nemestrina Linneaus 1766) di Kawasan Lindung HPHTI PT Riau Andalan Pulp And Paper, Riau (Doctoral dissertation, IPB (Bogor Agricultural University)).

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel