6 Buah Hutan yang Bisa Dimakan

6 Buah Hutan yang Bisa Dimakan

Hutan mempunyai potensi dalam hasil hutan berupa kayu dan bukan kayu. Hasil hutan hutan bukan kayu berupa getah, minyak atsiri, resin, bambu, rotan, hewan, getah, dan buah-buahan. Di Indonesia mempunyai keanekaragaman tumbuhan dan tanaman penghasil buah hutan. Berikut buah-buahan yang bisa dimakan di hutan adalah.

Baca juga: 6 Tumbuhan Penghasil Resin Terbanyak


1. Aren (Arenga pinnata)

Tanaman aren adalah salah satu tumbuhan penghasil buah hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 mempunyai sifat penyeimbang ekosistem dan ekologi pedesaan. Fungsi tanaman aren secara ekologis adalah sebagai pengawet sumber daya alam terutama tanah. Akar serabut tanaman aren sangat kokoh, dalam dan tersebar sehingga mempunyai fungsi penting terhadap penahan erosi tanah.

Tanaman aren, bagi masyarakat Indonesia mempunyai keragaman fungsi sosial, ekonomi, dan budaya. Contoohnya sebagai bahan upacara adat, bahan obat-obatan, bahan bangunan, perabotan rumah tangga, sumber bahan pangan, dan pakan ternak.

Secara ekonomi, tanaman aren mempunyai fungsi sebagai sumber pendapatan terhadap sebagian masyarakat, misalnya bagi para pengolah nira dan gula aren. Nira aren dapat dibuat minuman dan gula aren atau gula kawung. Suguer, atau nira dari pohon aren juga dapat dibuat menjadi etanol, yaitu bahan bakar alternatif untuk menggantikan minyak tanah, gas elpiji, dan bensin.


2. Kenari (Canarium commune)

Kenari merupakan salah satu tumbuhan penghasil buah hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 yang banyak tumbuh di daerah Indonesia bagian timur, seperti Sulawesi Utara, Maluku, dan Pulau Seram. Kenari merupakan tanaman tropik yang tergolong dalam famili Burseraceae, genus Canarium, dan mempunyai sekitar 100 spesies yang kebanyakan tumbuh di hutan lembab dataran rendah di daerah Melanesia (Kennedy dan Clarke, 2004).

Produk yang paling penting dari buah kenari adalah bijinya yang mempunyai komposisi kimia yaitu kadar air 35,4 gram, protein 8,2 gram, lemak 45,9 gram, gula 0,2 gram, dan abu 2,6 gram. Biji kenari adalah sumber pangan penting dan dapat dijadikan komoditi eksport karena kandungan lemak yang tinggi memberikan kontribusi cita rasa gurih atau umami. Selain itu, biji kenari dapat dijadikan sebagai sumber minyak pangan nabati.


3. Sirsak (Annona muricata)

Sirsak merupakan salah satu tumbuhan penghasil buah hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 yang berasal dari dataran Amerika Selatan, di daerah Amazon, Brazil. Berbagai negara di dunia, mengenal sirsak dengana nama soursop, guanabana, carossel, thurian-thet, dan graviola. Di Indonesai, nama sirsak berasal dari bahasa Belanda yaitu zuursak.

Buah sirsak tidak mengenal musim dan selalu berbuah sepanjang tahun. Karena rasa buahnya yang lezat, sirsak banyak dikonsumsi sebagai minuman jus maupun diolah menjadi makanan seperti dodol sirsak atau bahan tambahan makanan lainnya.

Menurut Zuhud (2011) menyatakan bahwa pohon sirsak menyebar ke berbagai negara. Tanaman ini dibawa oleh orang Spanyol ke Filipina dan terbukti dapat tumbuh di sebagaian besar negara tropis, diantaranya Benin, Cambodia, Cina, Cote d'lvoire, Eritea, Ethiopia, Ghana, Guine, India, Laos, Liberia, Mauritania, Nigeria, Tanzania, Thailand, dan lain sebagainya.


4. Rambutan (Nephelium lapaceum)

Rambutan merupakan salah satu tumbuhan penghasil buah hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 yang mengandung zat-zat diperlukan oleh tubuh manusia. Tanaman buah rambutan dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya yang mempunyai gizi, zat tepung, dan sejenis gula yang mudah terlarut dalam air, zat protein dan asam amino, zat lemak, zat enzim-enzim yang esensial dan nonesensial, vitamin, dan zat mineral makro, mikro, yang menyehatkan tumbuh.

Rambutan tumbuh baik di daerah dengan ketinggian sampai 500 meter dpl dan dapat dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Meski kurang baik tumbuh pada daerah yang banyak genangan air, namun rambutan perlu daerah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun atau sistem pengairan yang teratur. Pemeliharaan tanaman rambutan hanya meliputi pemberian pupuk bila diperlukan, penyiangan tanah sekitar tanaman, dan pemangkasan dilakukan usai pemanenan.


5. Cempedak (Artocarpus chempeden)

Cempedak merupakan salah satu tumbuhan penghasil buah hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 yang mempunyai tinggi 20-25 meter, daunnya bergaris tengah 40-50 cm. Pohonya mirip nanga, namun lebih langsing. Daunnya berulu banyak dan lebih panjang bila dibandingkan dengan daun nagna. Bunga tersusun dalam tandan. Buahnya bundar memanjang dengan kulit buah tidak sekasar kulit buah. Ukuran buah panjanganya 20-45 cm, diameter 10-20 cm, dan beratnya 3-4 kg.

Aroma buah cempedak sangat khas dan menusuk seperti bau campuran antara buah durian dan kemang. Daging buah melekat pada biji, tipis, lembek, berserat, berwarna kuning dan rasanya manis.

Buah cempedak banyak ditemukan di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Setiap tahunnya rata-rata curah hujan yang dibutuhkan adalah 2500-3000 mm dan tumbuh baik pada ketinggian 700 m dpl. Buah cempedak yang masak berbau harum menyengat, rasanya manus, daging buah kuning-putihan dan dapat dimakan sebagai buah segar.

Biji buah cempedak lunak sehingga setelah direbus atau dibakar, dapat dimakan sebagai makanan teman minum kopi. Dami atau bagian antara kulit dan buah cempedak dapat dimakan setelah direndam air garam selama satu hari satu malam, lalu ditiriskan hingga kering dan digoreng.


6. Duku (Lansium domesticum)

Duku merupakan salah satu tumbuhan penghasil buah hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 yang berupa pohon tinggi tegak dan menahun. Tinggi pohonnya dapat mencapai 20 meter dengan diameter 35-40 cm. Batangnya beralur-alur dalam dan menjulur tinggi. Kulit batangnya berwarna cokelat kehijauan atau keabu-abuan, pecah-pecah, dan bergetah putih. Kulit batangnya tipis dan sukar dilepaskan dari batangnya.

Buah duku berbenuk tandan, bentuk buahnya bulat atau bulat memanjang berdiameter 2-4 cm. Kulit buah duku berwana hija dan berubah menjadi kuning saat matang. Daging buahnya tebal, putih jernih agak transparan, agak kenyal dan rasanya manis atau manis keasaman. Buah duku matang tidak mengeluarkan getah jika dibuka, bijinya kecil dan sedikit, daging buahnya tebal dan banyak, serta rasa daging buahnya manis.

Menurut Mayanti et al. (2009) menyatakan tanaman duku tumbuh dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun dengan suhu 23-25 derajat celsius. Tanaman duku membutuhkan musim kemarau selama 3-4 minggu untuk merangsang perkembangan bunga. Duku tumbuh pada ketinggian kurang dari 600 meter dengan jenis tanah berupa tanah liat dengan pH 5,5-6,6 serta drainase yang baik.

Baca juga: Cengkeh | Morfologi, Kandungan Kimia, dan Manfaat


Sumber:

Am Zuhud, E. (2011). Bukti Kedahsyatan: Sirsak Menumpas Kanker. AgroMedia.

Kennedy, J., & Clarke, W. 2004. Cultivated landscapes off the Southwest Pacific.

Mayanti, T., Supratman, U., Mukhtar, M. R., Awang, K., & Ng, S. W. 2009. Kokosanolide from the seed of Lansium domesticum Corr. Acta Crystallographica Section E: Structure Reports Online, 65(4), o750-o750.

Peraturan Menteri Kehutanan nomor: P.35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel