3 Prinsip Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk

3 Prinsip Aplikasi Data Anthropometri dalam Perancangan Produk

Postingan ini diperbarui 09 November 2021

Data athropometri diperlukan agar rancangan suatu produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang diperlukan pada hakikatnya tidak sulit diperoleh dari pengukuran secara individual, seperti halnya yang dijumpai untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan (job order).

Data athropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh dalam percentiler tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil dalam aplikasi data athropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu (Surasana, 2020).

Berikut 3 prinsip aplikasi data anthropometri dalam perancangan produk adalah.

Baca juga: 5 Aspek Ergonomis yang Harus Dipertimbangkan dalam Perancangan Areal Kerja Industri


1. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu dengan Ukuran Ekstrim

Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk, adalah (Surasana, 2020):

  1. Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusai yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
  2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).

Secara umum aplikasi data athropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5 th percentile untuk dimensi maksimum dan 95 th untuk dimensi maksimum.


2. Prinsip Perancangan Produk yang Bisa Dioperasikan di Antara Rentang Ukuran Tertentu

Rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana hal ini letaknya bisa digeser maju atau mundur dan sudut sandarannya pun bisa berubah-ubah sesuai dengan yang diiginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data athropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-95 th percentile (Surasana, 2020).


3. Prinsip Perancangan Produk dengan ukuran Rata-rata

Rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Dalam hal ini produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.


Berkaitan dengan aplikasi data athropommetri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran atau rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langakah, sebagai berikut (Surasana, 2020):

  1. Menetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
  2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimensioni.
  3. Menentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan, dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini dikenal sebagai market segmentation seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dan lain sebagainya.
  4. Menetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran rata-rata.
  5. Memilih persentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th, ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki.
  6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allwance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus ddikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain sebagainya.

Baca juga: 17 Gerakan Dasar Gilberth: Ergonomi Kehutanan


Sumber:

Surasana, I., N. 2020. Materi Mata Kuliah Ergonomi Kehutanan. [Dikusi]. UPR. Palangka Raya.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel