Keadaan Umum Desa Buntoi | Lokasi, Lingkungan Fisik, Ekonomi, dan Potensi

Keadaan Umum Desa Buntoi | Lokasi, Lingkungan Fisik, Ekonomi, dan Potensi

Mulanya Buntoi hanyalah sebuah pemukiman kecil yang dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang berdiri sebelum 1670-an. Didirikan oleh dua orang tokoh bersaudara yang bernama Tukik Bakau dan Ibu Damang Bahandang Balau (belum diketahui asal-usulnya). Pada suatu ketika kedua saudara ni bersepakat membagi wilayah kekuasaan masing-masing untuk dijadikan tempat berladang (Tribuyeni et al., 2018).

Wilayah tersebut terbagi menjadi dua wilayah yaitu sebelah utara (Ngaju) dikuasai oleh Tukik Bakau bersama budaknya (Jipen) dan sebelah selatan (Ngawa) dikuasai oleh Ibu Damang Bahadang Balau bersama budaknya.

Desa Buntoi bersepakat dalam membuat batas kekuasaan (pengelolaan) teparnya di Saka Parang. Untuk memperkuat kesepakatan tersebut kedua pihak mendirikan sebauh tonggak dari kayu. Masing-masing daerah tersebut digenangi air dengan ikan yang banyak, mudah ditangkap dan mempunyai jenis tanah yang subur.

Waktu demi waktu terus berjalan kehidupan, kedua saudara ini pun penuh dengan kerukunan dan damai serta membahu-bahu untuk membangun kelompok atau wilayah masing-masing. Tahun demi tahun penduduk pun semkain bertambah, hubungan kedua saudara ini yang mulanya rukun dan damai kahirnya memudar sehingga pada suatu ketika terjadinya perselisihan antara mereka yang disebabkan karena penangkapan benih ikan (bunyat).

Dari perselisihan ini, Ibu Damang Bahandang Balau mengaku kalah sehingga memutuskan untuk meninggalkan daerah kekuasaannya dan merantau ke daerah Terusan Mangkatip yang sekarang dinamakan Tambak Bajai. Daerah kekuasaan Ibu Damang Bahandang Balau pun dikuasai oleh Tuji Bakau dan tempat tersebut diberi nama Lewu Petak Bahandang. 

Umur lewu/Desa Buntoi 443 tahun terhitung dari Bandar Mangkalewu, Lewu Luwuk Dalam Betawi pertengahan abad 15 jelasnya tahun 1570 hingga sekarang.

Keadaan umum lokasi Desa Buntoi terdiri dari lokasi, lingkungan fisik, ekonomi, dan potensi. Berikut penjelasannya.

Baca juga: Artikel "Penyuluhan Kehutanan di Hutan Rakyat"


Lokasi

Lokasi Desa Buntoi
Sumber: https://pixabay.com/id

Secara administratif Desa Buntoi masuk wilayah Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau dan terletak pada posisi 114 derajat Bujur Timur dan 2,6 derajat Lintang Selatan. Desa Buntoi merupakan desa lokal dengan luas 18.000 ha, terdiri dari lahan sawah seluas 5.812,92 ha, lahan non sawah seluas 833,08 ha dan lahan non pertanian seluas 2.354,00 ha (Tribuyeni et al., 2018).

Sebagian besar lahan sawah digunakan dalam pertanian komoditi pada sawah dan padi ladang, sedangkan non sawah digunakan untuk berbagai tanaman pertanian seperti karet. Lahan non pertanian dimanfaatkan untuk perumahan, jalan, dan lain sebagainya, termasuk sungai.

Wilayah Desa Buntoi berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Mantaren 1, sebelah selatan berbatasan dengan Sungei Baru, sebelah barat berbatasan dengan Sebangau Kuala, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Mintin dan Mantaren 2.


Lingkungan Fisik

Lingkungan Fisik Desa Buntoi
Sumber: https://mmc.kalteng.go.id/

Keadaan topofragi atau bentang lahan Desa Buntoi merupakan Desa yang terletak pada dataran rendah, yaitu Desa yang berada di Daerah Aliran Sungai dengan ketinggian 0-5 m dari permukaan sungai. Kondisi alam yang ada di Desa Buntoi banyak aliran sungai yang membelah Desa untuk mengaliri lahan perkebunan masyarakat dan jalan darat yang dilalui masyarakat kondisinya datar (Tribuyeni et al., 2018).

Desa Buntoi terdapat kubah gambut yang berada di saluaran STI (Sumatra Timur Indonesia) yang berdekatan dengan hutan desa yang masih terdapat kubah gambut yang keadaannya sekarang sudah tidak sempurna karena proyek Pak presiden Soeharto untuk pembukaan lahan gambut 1 juta ha PLG untuk lahan swasembada beras sekitar tahun 1996 yang membuat kubah gambut yang dulu fungsinya untuk menahan air sekarang berkurang.

Secara fisografis, Desa buntoi merupakan hamparan atau dataran, berada pada daerah pasang surut dengan vegetasi hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rawa gambut dengan jenis tanah yang biasa disebut oleh masyarakatnya adalah petak sahep, petak galam, petak katam dan petak pamatang.

Desa Buntoi terdapat 3 jenis tanah yaitu tanah gambut tebal dengan jarak 5 km dari pinggiran sungai, tanah gambut 3 km dari pinggiran sungai, sedangkan tanah liat atau tanah katam 3 km ke bawah dari pinggiran sungai.


Ekonomi

Ekonomi Desa Buntoi
Sumber: https://dilokasi.com/

Kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBDesa mencerminkan kebijakan pengelolaan keuangan Desa. Kebijakan pengelolaan keuangan Desa yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan desa, efisiensi dan efektivitas belanja desa serta ketepatan dalam memanfaatkan potensi pembiyaan desa.

Keuangan desa merupakan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijakan anggaran desa. Keuangan desa terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiyaan desa yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-undangan.

Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa. Supaya pengelolaan keuangan desa lebih mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan masyarakat dan sesuai peraturan perundang-undangan, maka harus dikelola secara transparan, akuntabel, partsipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Mata pencaharian 80% penduduk Desa Buntoi adalah sebagai petani, 15% PNS dan 5% pengusaha. Dari data tersebut dapat dilihat tingkat pendapatan warga Desa Bunto sebagain besar petani bergantung pada perkebunan karet, buah-buahan secara tradisional dan hasil hutan seperti rotan, kayu galam, dan lain sebagainya.

Dengan perkembangan ekonomi berbasis pertanian perkebunan dengan penghasilan rata-rata mencapai Rp.150.000-600.000 setiap penjualan (per 2 minggu) dan perdangan dengan keuntungan Rp.200.000-500.000/bulan. Disamping itu juga dari sebagian warga masyarakat yang berkecipung dalam bidang home industri atau usaha rumahan seperti usaha kerupuk ikan, kue, dan pengrajinan anyaman rotan. Dan ada pula sebagian masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sarang walet (Tribuyeni et al., 2018).

Baca juga: Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan [Makalah Perhutanan Sosial]


Potensi

Potensi Desa Buntoi
Sumber: https://www.tripadvisor.co.id/

Jenis komoditi yang unggul di Desa Buntoi yaitu tanaman karet yang bisa tumbuh subur dan cara perwatannya pun lumanyan gampang rata-rata produksi yang ada dulu sebelum kebakaran rata-ratanya bisa mencapai 70% karena tanaman karet yang kualitasnya sangat bagus dan memang siap diambil getahnya sedangkan sekarang hanya mencapai 25% karena kualitas karet yang masih muda dan getahnya juga masih sedikit.

Potensi yang dimiliki Desa Buntoi dari sumber daya alam dilihat dari pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk pemanfaatan lahan yang masih kosong untuk menanam sayuran untuk keperluan sehari-hari seperti cabe, tomat, bayam, kangkung, dan jenis tanaman lainnya di Desa Buntoi sebagian memanfaatkan lahan kosong dengan menanam tanaman tahunan yang bisa menghasilkan contohnya karet dan sengon (Tribuyeni et al., 2018).

Keanekaragaman hayati yang bisa dimanfaatkan di Desa Buntoi cukup banyak contohnya galam dan rotan yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan bisa menghasilkan uang.

Baca juga: Makalah Masyarakat dan Kebudayaan


Sumber:

Tribuyeni, Anggela, T., & Yandra. 2018. Profil Desa Peduli Gambut Desa Buntoi Kecamatan Hilir Kabupaten Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah. Badan Restorasi Gambut. Palangka Raya.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel