Hutan Mangrove | Peranan, Zonasi, Biota, dan Pengelolaan

Hutan Mangrove | Peranan, Zonasi, Biota, dan Pengelolaan

Hutan mangrove adalah tipe hutan tropika dan subtropika yang khas, tumbuh di sepanjang pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini banyak dijumpai di wilayaj pesisir yang terlindungi dari gempuran ombak dan daerah yang landai.

Hutan mangrove juga merupakan tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut terutama di pantai yang terlindungi, laguna, muara sungai yang tergenang waktu air laut pasang dan bebas dari genangan pada saat air laut surut, dimana komunitasnya tumbuhannya toleran terhadap garam (Kusmana et al., 1995).

Hutan mangrove tumbuh optimal di wilayah pesisir yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur. Sedangkan di wilayah pesisir yang tidak bermuara sungai, pertumbuhan vegetasi mangrove tidak optimal.

Menurut Dahuri (2003) menyatakan bahwa hutan mangrove sulit tumbuh di wilayah pesisir yang terjal dan berombak besar dengan arus pasang surut kuat, karena kondisi ini tidak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur yang diperlukan sebagai substart terhadap pertumbuhannya.

Menurut Santoso (2000) menyatakan bahwa ekosistem hutan mangrove terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin atau payau.

Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi komunitas hutan mangrove adalah salinitas, suhu, pH, oksingen terlarut, arus, kekeruhan, dan substrat dasar.

Baca juga: 4 Nilai Ekonomi SDH Di Hutan Mangrove (Makalah Ekonomi SDH)


A. Peranan Hutan Mangrove

Peranan Hutan Mangrove
Sumber: https://www.merdeka.com/

Pada dasarnya hutan mangrove berperan sebagai penyaring bahan nutrisi dan penghasil bahan organik, serta berperan sebagai daerah penyangga antara daratan dan lauran. Menurut Arief (2003) menyatakan bahwa hutan mangrove mempunyai beberapa peranan penting adalah:

  1. Sebagai peredam gelombang dan angin badai.
  2. Sebagai pelindung dari abrasi.
  3. Sebagai penahan lumpur dan perangkap sedimen.
  4. Sebagai penghasil sejumlah besar detritus dari daun dan pohon mangrove.
  5. Sebagai daerah asuhan atau nursery grounds, daerah mencari makan atau feeding grounds, dan daerah pemijahan atau spawning grounds berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya.
  6. Sebagai penghasil kayu untuk bahan konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas atau pulp.
  7. Sebagai pemasok larva ikan, udang, dan biota laut lainnya.
  8. Sebagai tempat pariwisata.


B. Zonasi Hutan Mangrove

Zonasi Hutan Mangrove
Sumber: https://indonesiainside.id/

Ekosistem hutan mangrove mempunyai sifat kompleks dan dinamis tetapi labil. Kompleks disebabkan kerena di dalam ekosistem hutan mangrove dan perairan maupun tanah di bawahnya adalah habitat berbagai jenis satwa daratan dan bioat perairan. Dinamis disebabkan kerena ekosistem hutan mangrove dapat terus tumbuh dan berkembang serta mengalami suksesi serta perubahan zonasi sesuai dengan tempat tumbuh. Terakhir labil disebabkan karena mudah sekali rusak dan sulit untuk pulih kembali.

Menurut Arief (2003) menyatakan terdapat beberapa zonasi hutan mangove adalah:

  1. Zona Avicennia. Zona yang terletak pada lapisan paling luar dari hutan mangrove. Zona ini tanah berlumpur lembek dan berkadar garam tinggi. Jenis Avicennia banyak ditemui berasosiasi dengan Sonneratia spp.
  2. Zona Rhizophora. Zona yang terletak dibelakang zona Avicennia dan Sonneratia. Zona ini tanah belumpur lembek dengan kadar garam lebih rendah. Perkaran tanaman tetap terendam selama air laut pasang.
  3. Zona Bruguiera. Zona yang terletak dibelakang zona Rhizophora. Zona ini tanah berlumpur agak keras. Perakaran tanaman lebih peka serta hanya terendam pasan naik dua kali sebulan.
  4. Zona Nypah. Zona pembatas antara dataran dan lautan. Zona ini sebenarnya tidak harus ada, kecuali jika terdapat air tawar yang mengalir ke laut.


Zonasi hutan mangrove dipengaruhi oleh salinitas, toleransi terhadap ombak dan angin, toleransi terhadap lumpur atau keadaan tanah, dan frekuensi tergenang oleh air laut (Bengen dan Dutton, 2004).


C. Biota Ekosistem Hutan Mangrove

Biota Ekosistem Hutan Mangrove
Sumber: https://mangrovemagz.com/

Biota ekosistem hutan mangrove merupakan kelompok biota menghuni dan memanfaatkan habitat hutan mangrove, zona pesisir intertidal, estuari, muara sungai yang mengalir ke laut untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup dan bereproduksi. Biota yang dijumpai mempunyai keunikan dan kekhasan.

Biota perairan laut terdiri dari kelompok ikan dan hewan avertebrata yang meliputi krustasea dan moluska. Kelompok ikan diwakilkan dengan adanya kehadiran ikan gelodok atau mud skipper, bandeng, belanak dan ikan laut lainnya.

Kelompok krustasea terdiri dari famili kepiting atau Brachyura, famili udang atau Penaidae, dan famili kepiring-udang atau Macrura. Kelompok moluska terdiri dari famili siput atau gastropoda dan kerang atau bivalvia.


D. Pengelolaan Hutan Mangrove

Pengelolaan Hutan Mangrove
Sumber: https://katadata.co.id/

Ekosistem hutan mangrove sangat rapuh dan mudah rusak. Kerusakan hutan mangrove disebabkan karena tindakan mekanis secara langsung pemotongan, pembongkaran, dan lain sebagainya. Kerusakan ini juga dapat disebabkan sebagai akibat tidak lansung seperti perubahan salinitas air, pencemaran air, erosi maupun abrasi.

Oleh sebab itu hutan mangrove yang betindak sebagai tempat berlangsung proses ekologis dan pendukung kehidupan hendaknya dapat terhindar daru unsur yang merusak tersebut.

Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove adalah salah satu upaya dalam bentuk kebijakan dan program untuk mewujudkan pengelolaan ekosistem hutan mangrove lestari dan masyarakat sejahtera berkelanjutan berdasarkan sumberdaya yang tersedia sebagai bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional.

Sebagai suatu ekosistem dan sumberdaya alam, pemanfaatan hutan mangrove diarahkan untuk kesejahteraan umat. Supaya pemanfaatannya dapat berkelanjutan, maka ekosistem hutan mangrove perlu dikelola dan dijaga keberadaannya.

Kerangka pengelolaan hutan mangrove terdapat dua konsep utama yaitu:

  1. Perlindungan hutan mangrove yaitu suatu upaya perlindungan terhadap hutan mangrove menjadi kawasan hutan mangrove.
  2. Rehabilitasi hutan mangrove yaitu kegiatan penghijauan yang dilakukan terhadap lahan-lahan yang dulu merupakan hutan mangrove.


Keberhasilan pengelolaan hutan mangrove ditunjukkan dengan meningkatkan kualitas dan kuantittas hutan yaitu bertambahnya luasan hutan, indek keragaman, dan kerapatan vegetasi hutan.

Indikator penting keberhasilan itu adalah tingkat keterlibatan atau pastisipasi masyarakat. Ada banyak variabel yang diperkirakan saling berinterkasi dengan membentuk hubungan dalam partisipasi masyarakat.

Pengelolaan hutan mangrove dapat dilakukan dengan meningkatkan potensi pariwisata dengan baik. Kegiatan ekowisata mempunyai manfaat pelestarian alam dan lingkungan sekaligus dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan mangrove.

Menurut Dahuri (2003) menyatakan bahwa ada beberapa alternatif upaya pemanfaatan hutan mangrove yang tidak merusak kelestarian ekosistem hutan mangrove antara lain berupa lokasi penelitian ilmiah, pendidikan dan rekreasi terbatas atau dikenal sebagai kegiatan ekowisata.

Baca juga: Makalah Metode Inventarisasi Sumber Daya Hutan


Sumber:

Arief, A. 2003. Hutan mangrove fungsi dan manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta, 47.

Bengen, D. G., & Dutton, L. M. 2004. Interaction: mangrove, fisheries and forestry management in Indonesia. Fishes and Forestry. Worldwide Watershed Interaction and Management. Edit by TG. Northcote and GF. Hartman.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman hayati laut: aset pembangunan berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Kusmana, C. 1995. Manajemen Hutan Mangrove di Indonesia.

Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel