3 Tujuan Sekat Kanal

3 Tujuan Sekat Kanal

Postingan ini diperbarui 20 Oktober 2021

Kanal adalah salah satu lahan basah buatan yang termasuk kedalam klasifikasi habitat lahan basah buatan dan berada satu kelompok dengan saluran drainase dan parit (Puspita et al., 2005). 

Kanal merupakan lahan basah buatan berupa perairan mengalir dengan tujuan yang beragam, antara lain untuk: jalur transportasi air, pengendali banjir dan irigasi pertanian. Pembangunan lahan buatan ini juga dapat memberikan dampak yang sangat beragam, antara lain: hilangnya habitat organisme tertentu, serta terganggunya sistem hidrologis (Ibie, 2016).

Penyekatan saluran/kanal adalah kegiatan yang bertujuan untuk manahan air di dalam kanal dengan membuat sekat di dalamnya. Sekat kanal merupakan salah satu dari solusi teknis dalam upaya memperbaiki kerusakan lahan gambut. 

Penyekatan kanal di lahan gambut akan menyebabkan air gambut tidak keluar ke sungai atau ke lokasi lain disekitarnya sehingga gambut akan tetap dipertahankan sebagai suatu ekosistem lahan basah sebagai mana sifat semula (Nyoman et al,. 2005). Kegiatan penyekatan kanal di Kalimantan Tengah dikenal dengan sebutan menabat yang berasal dari kata dasar tabat atau sekat kanal.

Jenis sekat kanal yang digunakan atau dibangun pada kondisi biofisik lapangannya. Jenis sekat kanal yang sering digunakan pada lahan gambut, yaitu sekat kayu/papan (plank dam) dan sekat isi (composite dam). Pemasangan sekat kayu/papan dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja biasa dan tidak memerlukan keahlian khusus, namun harus menggunakan jenis bahan kayu yang tahan terhadap air dan pelapukan serta material kayu yang dibutuhkan relatif besar sehingga perlu pertimbangan dari segi biaya (Stoneman dan Brooks, 1997).

Sekat isi terdiri dari dua jenis yaitu sekat isi yang biasa yang diisi dengan tanah mineral atau karung-karung bekas berisi tanah mineral dan sekat isi gambut yang dipadatkan (compacted peat dam). Sekat isi terbuat dari dua buah atau lebih penyekat, yang diantaranya sisinya dilapisi lembaran plastik atau geoteksil, diisi dengan tanah mineral atau gambut atau karung-karung bekas berisi tanah mineral. Sekat gambut adalah sekat yang terbuat dari bahan gambut itu sendiri dimana gambut dipadatkan dengan menggunakan alat berat. Pembuatan sekat ini tidak memerlukan banyak tenaga dan mudah dalam pencarian material.

Pemilihan isi dari sekat tergantung pada keadaan disekitarnya. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan isi adalah penggalian tanah mineral atau gambut tidak berada dekat dengan lokasi sekat, lembaran penyangga dan karung-karung dianjurkan dengan bahan geoteksil (Nyoman et al., 2005).


Tujuan Penyekatan Kanal

Tujuan Penyekatan Kanal
Sumber: https://www.pantaugambut.id/

Kegiatan penyekatan/penabatan kanal merupakan strategi untuk mengembalikan fungsi ekologi dan hidrologi lahan gambut dengan upaya untuk merehabilitasi lahan gambut yang sudah rusak akibat kekeringan dan kebakaran.

Tujuan dilakukannya penyekatan/penabatan kanal pada lahan gambut adalah:

  1. Memperbaiki kondisi tata air di sekitar areal dengan cara mempertahankan kondisi muka air tanah di wilayah yang ditutup untuk mengurangi laju air keluar kawasan.
  2. Mendukung program rehabilitasi dan pencegahan kebakaran hutan rawa gambut dengan menciptakan pra kondisi lapangan yang sesuai terutama stabilitas kandungan air di sekitar areal penabatan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan mengurangi pengeringan gambut yang ekstrim pada musim kemarau.
  3. Memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar areal penabatan dengan melibatkan langsung peran masyarakat dalam pembangunan tabat.

Baca juga: 5 Sistem Dasar Bangunan Air terhadap Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)


Sumber:

Ibie, B. F. 2016. Studi Pemanfaatan Kanal di Blok C, Eks Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar pada Bentang Lahan Katingan Kahayan, Provinsi Kalimantan Tengah - Usaid Lestari.

Nyoman, I. N. S, Dohong, A., Waspodo, R., Muslihat, L., Lubis, I. R., Hasudungan F., Wibisono, I. T. C. 2005. Panduan Penyekatan Parit dan Saluran di Lahan Gambut Bersama Masyarakat. Bogor.

Pusputi, L., E. Ratnawati, I N. N. Suryadiputra, A. A. Meutia. 2005. Lahan Basah Buatan di Indonesia. Wetlands International - Indonesia Programme Bogor. Indonesia.

Stoneman, S. dan S. Brooks. 1997. Conservating Bogs, the Management Handbook. The Sationary Offoce Limited. Endiburgh.


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel