Pendidikan Konservasi | Tujuan, Penyelenggaraan, dan Produk

Pendidikan Konservasi | Tujuan, Penyelenggaraan, dan Produk

Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang sumberdaya alam mempunyai peran penting dalam upaya konservasi yang dapat diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan dalam hal ini tidak hanya merupakan penyampaian infornasi satau arah, namun mencakup upaya untuk memberi penjelasan, dorongan, pancingan, penerangan dan pemahaman secara personal dengan melibatkan ecotourist dengan cara yang menarik dan menyenangkan.

Pendidikan berperan dalam meningkatkan kesadaran dan pergesaran sikap dan mendorong perkembangan pengetahuan dan keterampilan dalam konservasi. Tindakan seseorang pada saat dewasa tergantung pada pendidikan yang membentuk sikap dan perilakunya pada saat usia dini, karena dalam pendidikan sangat memungkinkan terjadinya proses penanaman nilai dan budaya menjadi sebuah perilaku yang diharapkan.

Menurut Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam (2007) menyebutkan bahwa pendidikan konservasi merupakan proses kegiatan dalam memberikan informasi dan penyadaran masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya kepada masyarakat.

Pendidikan konservasi adalah proses yang ditujukan kepada penduduk dunia supaya mempunyai kesadaran dan memperhatikan lingkungan serta masalah-masalah interaksi di dalamnya sehingga mempunyai pengetahuan, sikap, motivasi, komitmen, dan keahlian yang dapat menanggulangi masalah-masalah konservasi (Muntasib, 1998).

Baca juga: Kawasan Konservasi di Taman Nasional Sebangau


Tujuan

Tujuan pendidikan konservasi
Sumber: https://palu.tribunnews.com/

Tujuan pendidikan konservasi adalah untuk membentuk generasi yang pro-konservasi. Menurut Kobori (2009) menyatakan bahwa tujuan pendidikan konservasi merupakan proses mengajaran teori dan praktek pelestarian alam dan pemulihan keanekaragaman hayati yang terpengaruh oleh aktivitas manusia sehingga masyarakat dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang isu-isu konservasi dan mengubah sikap dan perilaku untuk memajukan konservasi lingkungan.

Kegiatan pendidikan konservasi ditujukan untuk pengunjung adalah dengan cara menyuguhkan contoh-contoh kehidupan di alam serta keterkaitan dengan lingkungan sekitar yang ditampilkan di pusat informasi, pusat pengunjung, dan jalur interpretasi, brosur, leaflet, poster, papan petunjuk, dan papan interpretasi (Sayektiningsih, 2008).

Pendidikan konservasi selain bermanfaat terhadap wisatawan, juga mampu membuka peluang bagi keterlibatan masyarakat lokal untuk dilatih menjadi pemandu wisata atau interpreter ekowisata pemula yang dapat memberi dampak terbukanya peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar kawasan.


Penyelenggaraan

Penyelenggaraan pendidikan konservasi
Sumber: https://kumparan.com/

Jenis kegiatan pendidikan konservasi cukup bervariasi tergantung kesiapan sumber daya manusia penyelenggara, dana, dan respon masyarakat. Pendidikan konservasi di Taman Nasional meliputi pembinaan Saka Wana Bhakti, Bina Cinta Alam, Giri Wana Rally, Kader Konservasi, Pendidikan Pelestarian Alam melalui Kelompok Tani Pecinta Hutan (KTPH), dan lain sebagainya.

Kegiatan-kegiatan tersebut masih sangat mungkin untuk dikembangkan baik jenis kegiatan, metode pendidikan maupun sarana pendidikan sesuai dengan perkembangan. Diperlukan kerjasama dan koordinasi antar instansi atau lembaga penyelenggara pendidikan untuk menangani bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Pengembangan pendidikan konservasi juga dapat dikembangkan di Tahura seperti yang telah dikembangkan di Taman Nasional. Pengembangan dilakukan dengan beberapa hal yaitu, bekerjasama dengan perguruan tinggi atau instansi lainnya, menjual program pendidikan konservasi kepada pelajar, menjual program interpretasi dan pendidikan kepada pengunjung, integrasi dengan program sekolah, dan melibatkan organisasi pemuda dan pecinta alam dalam kegiatan pendidikan konservasi.


Produk

Produk pendidikan konservasi
Sumber: https://keluyuran.com/

Produk pendidikan konservasi terdiri dari (Kobori, 2009),

1. Konsep Pendidikan Konservasi

Prinsip kegiatan-kegiatan konservasi adalah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Komponens konsep pendidikan konservasi adalah,

  1. Tujuan dan ruang lingkup pendidikan konservasi.
  2. Pendekatan dan metode secara langsung dilakukan dengan metode ceramah, penyuluhan, seminar, dan lain sebagainya.
  3. Strategi pelaksanaan.
  4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan konservasi.


2. Materi Pendidikan Konservasi

Materi yang disampaikan berpedoman pada Pedoman Pendidikan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya tahun 2007 yang mencakup,

  1. Pengenalan flora dan fauna yang dilindungi.
  2. Pengelolaan dan pengenalan kawasan konservasi.
  3. Pengelolaan dan pemanfaatan potensi kawasan konservasi (flora, fauna, jasa lingkungan dan parawisata alam).
  4. Pengelolaan hutan lindung.
  5. Perlindungan hutan dan pengamanan hutan.


3. Metode Pendidikan Konservasi

Pendidikan konservasi perlu dilakukan secara menarik dan langsung bersetuhan dengan alam dengan metode yang diutamakan adalah eksplorasi, eksperimen, audio visual.


4. Fasilitas Pendukung Pendidikan Konservasi

Metode dan materi yang disampai melalui media interpretasi, yaitu suatu cara, metode, rekaman atau peralatan yang bisa menyampaikan pesan interpretasi kepada publik. Media yang digunakan harus tepat, sesuai dengan karakteristik dan preferensi penerima informasi supaya pesan konservasi dapat tersampaikan dan diterima dengan baik.

Pendidikan konservasi tidak berhasil mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat salah satunya karena kesalahan dalam memilih, merancang, dan menggunakan media informasi.

Baca juga: Makalah Suaka Margasatwa Lamandau | Sejarah, Lokasi, Potensi, dan Kondisi Fisik


Sumber:

Kobori, H. 2009. Current trends in conservation education in Japan. Biological conservation, 142(9), 1950-1957.

Muntasib, E. K. S. H. 1998. Ekoturisme yang Mendukung Pendidikan Konservasi di Taman Nasional. In Makalah disampaikan pada seminar dalam rangka pelatihan konservasi sumberdaya alam tingkat ahli/spesialis angkatan (Vol. 16).

Sayektiningsih, T., Meilani, R., & Muntasib, E. H. 2008. Strategi Pengembangan Pendidikan Konservasi Pada Masyarakat Suku Tengger di Desa Enclave Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Media Konservasi, 13(1).


Salam Lestari,
Lamboris Pane

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel